Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu dan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Valery Gerasimov, menjadi sosok yang memegang peranan penting.
Keduanya menjadi perwajahan perang yang digunakan sebagai alat pemenuhan ambisi Vladimir Putin untuk menguasai Ukraina.
Dikutip TribunWow.com dari kanal berita France24, Minggu (6/3/2022), keduanya memiliki kedekatan khusus dengan Putin.
Di mata Putin, mereka adalah arsitek suksesnya kampanye pencaplokan Krimea pada 2014, strategi militer Rusia di Suriah serta dukungan bagi pemberontak pro-Rusia di wilayah Donbas.
Duo ini juga dianggap sebagai salah satu pengikut Putin yang paling setia.
Tidak mengherankan jika Kremlin memutuskan untuk menempatkan Shoigu dan Gerasimov dalam sorotan.
Keduanya menduduki jabatan masing-masing pada tahun 2012, yang uniknya, ditunjuk hanya berselang beberapa hari.
Dikatakan bahwa Shoigu akan tetap menjabat selama Gerasimov tetap menjadi kepala staf dan sebaliknya
Namun, dua orang yang berada di garis depan pelaksanaan wasiat presiden Rusia di Ukraina ini, rupanya memiliki latar belakang dan profil yang sangat berbeda.
Sementara Shoigu ahli dalam hal politik dan konspirasi, Gerasimov lebih mahir dalam bidang kemiliteran.
Sergei Shoigu
Shoigu adalah anggota dari lingkaran kekuasaan pertama yang memiliki banyak pengaruh di bawah Boris Yeltsin pada akhir 1990-an .
Aparatchik berusia 66 tahun itu memulai karir politiknya di akhir era Soviet, dengan menjadi menteri pertahanan pada tahun 2012.
Shoigu disebut kurang memiliki pengalaman militer maupun pengetahuan dinas rahasia.
Namun, Shoigu disebut memiliki kemampuan adaptasi yang baik, sehingga bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan pejabat tinggi Rusia yang dengan mudah berganti.