Quentin lalu mendatangi sebuah pom bensin yang rusak akibat serangan pasukan Rusia.
Di dekat pom bensin tersebut terbaring jasad tentara Rusia.
"Lihat lah semua kehancuran di sini," kata Quentin.
"Dan di seluruh wilayah ini banyak bergelimpangan mayat tentara Rusia."
Quentin lalu menunjuk ke jasad tentara Rusia yang terbaring di jalan dan ke titik lain yang juga terdapat jasad tentara Rusia.
"Juga dua mayat lagi di sebelah sana adalah warga Chechnya," kata Quentin.
Quentin menyampaikan, seluruh identitas tentara Rusia tersebut masih lengkap terpasang, hanya saja senjata mereka telah dipindahkan dari sana.
Selanjutnya, Quentin mengunjungi sebuah rumah sakit di Kharkiv.
Tampak para pasien ditempatkan di koridor jauh dari jendela demi mengantisipasi serangan pasukan Rusia.
Di sana terdapat seorang wanita tua mengalami luka di tangan akibat serangan mortir.
Kemudian ada juga bocah berusia delapan tahun bernama Dmitry yang kepalanya terdapat pecahan mortir.
Dmitry tampak tak sadarkan diri terbaring di kasur dan harus menggunakan alat bantu pernapasan.
Seorang prajurit bernama Yegen Gromadsky (21) bercerita bahwa keberadaan pasukan Rusia sangat dekat dengan Kota Kharkiv.
"Anda bisa mendengar mereka menembak ke arah kami, dan kami melakukan tembakan balasan," kata Yegen.
Ia lalu memperlihatkan mobil patroli tentara Ukraina yang berisi senjata seperti peluncur granat kendali buatan Inggris.