Konflik Rusia Vs Ukraina

Kirim Pesan ke AS, Ini Alasan Putin Siagakan Pasukan Nuklir di Tengah Upaya Damai dengan Ukraina

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kolase potret Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Minggu (27/2/2022). Alasan Putin menyiagakan militer di tengah upaya damai dengan Ukraina.

TRIBUNWOW.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin telah memerintahkan untuk menempatkan pasukan nuklir strategis dalam siaga khusus.

Sejak Senin (28/2/2022), Kementerian Pertahanan Rusia telah mempersiapkan kekuatan militernya agar dapat dipergunakan sewaktu-waktu.

Menurut Putin, hal ini dilakukan sebagai balasan atas sanksi global yang dijatuhkan pada Rusia atas invasi ke Ukraina.

Padahal saat ini, pihak Rusia dan Ukraina sendiri tengah dalam upaya perundingan di Belarus, untuk mencapai kesepakatan damai.

ICBM Topol milik Rusia dipamerkan di luar Moskow dalam parade tahunan nasional Hari Kemenangan 9 Mei. Terbaru, pihak Rusia mengklaim telah menyiagakan pasukan dan persenjataan nuklir untuk melakukan serangan ke Ukraina, Senin (28/2/2022). (AFP/Dima Korotayev)

Baca juga: Kekuatan Nuklir Rusia Dalam Kondisi Siaga Satu, Siap Menyerang Ukraina di Tengah Upaya Perdamaian

Baca juga: Ini Kondisi Ukraina saat Diskusikan Damai dengan Rusia, Invasi Putin Justru Memanas

Dilansir media Rusia Tass, Senin (28/2/2022), Putin membenarkan tindakannya tersebut karena merasa pihak barat menjatuhkan aksi ekonomi tak bersahabat pada pihaknya.

Selain itu, juga adanya retorika dari pemerintah barat yang menyudutkan Moscow.

Menurut para ahli, ini adalah pertama kalinya kekuatan nuklir Rusia disiagakan seperti itu sejak akhir Perang Dingin.

Terkait hal itu, direktur Proyek Pasukan Nuklir Rusia, Peneliti Senior di UN Institute for Disarmament Research (UNIDIR) Pavel Podvig, memberikan keterangan.

"Kemungkinan besar, kita berbicara tentang membawa sistem kontrol kekuatan nuklir ke keadaan yang membuat tindakan pencegahan lebih stabil jika terjadi serangan," terang Pavel Podvig.

"Secara keseluruhan, begitu pasukan penahanan telah dibawa ke titik ini, hal ini menjadi kurang rentan terhadap serangan pertama, baik itu perampasan atau pelucutan senjata. Namun, ini tidak berarti bahwa Rusia akan menyerang lebih dulu."

Lebih lanjut, Peneliti Senior di Akademi Pasukan Rudal Strategis Vasily Lata mengatakan bahwa perintah presiden berusaha tidak untuk meningkatkan konflik dengan Barat tetapi, sebaliknya, untuk mencegah agresivitasnya.

Lata percaya bahwa melalui keputusan ini, Putin memperingatkan AS dan NATO sekali lagi bahwa campur tangan dalam konflik militer yang mendukung Ukraina tidak dapat diterima.

"Oleh karena itu, Putin mengirimi mereka pesan lain: kami sedang melakukan operasi khusus, jangan ikut campur dalam hal ini, karena kami siap untuk mengambil tindakan tegas," kata pakar tersebut.

"Saat ini, itu adalah keputusan yang perlu dan masuk akal. Keputusan ini akan mendinginkan temperamen dari pihak seberang."

Baca juga: Inggris dan Aliansinya Tegaskan akan Terus Menekan Rusia: Putin Harus Gagal

Baca juga: Warga Ukraina di Seluruh Dunia Sukarela Pulang Kampung untuk Lawan Pasukan Rusia

Hasil Perundingan Rusia dan Ukraina

Halaman
12