Terkini Daerah

Trauma Warga Penolak Tambang di Wadas: Anak Saya Dipukul, Ditendang, Diborgol sampai Malam

Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Khamidah warga Desa Wadas, Purworejo menceritakan peristiwa ketika anaknya ditangkap pria tanpa seragan saat pengukuran lahan, Kamis (10/2/2022).

Klaim Tanpa Kekerasan

Khamidah warga Desa Wadas, Purworejo menceritakan peristiwa ketika anaknya ditangkap pria tanpa seragan saat pengukuran lahan, Kamis (10/2/2022). (Kompas TV)

Di sisi lain, Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan mengklaim tak ada kekerasan yang dilakukan oleh polisi di Desa Wadas pada Senin (7/2/2022). 

Pihaknya, mengatakan bahwa kedatangan polisi adalah untuk mengamankan 70 orang dari pihak BPN dan lainnya dalam rangka pengukuran lahan. 

"Selama pelaksanaan pengukuran tahap 1 tidak ada terjadi kekerasan anggota Polri kepada masyarakat dan kegiatan berjalan lancar," ujar Ramadhan, dikutip dari Tribunnews.com.

Tahap 1 sendiri adalah tahap yang dilakukan pada hari Senin. 

Berdasarkan kesaksian warga, kericuhan mulai mucul pada Selasa. 

Sayangnya, Ramadhan tidak menjelaskan lebih jauh terkait hal itu. 

"Seluruh tim pengukur dan tim satgas pengamanan pada pukul 17.00 WIB (7 Februari 2022) meninggalkan area Desa Wadas dengan lengkap dan aman," pungkas dia.

Senada dengan itu, Kepala Desa Wadas Fahri, juga mengatakan bahwa tak ada aparat yang represif meski ratusan polisi mendatangi Desa Wadas. 

Menurut Fahri, narasi adanya tindakan respresif itu tidak benar.

"Untuk di lapangan, warga saya juga kondusif saja, untuk pelaksanaan pengukuran tanah yang sudah dijadwalkan saat itu ada 3 hari juga berjalan dengan lancar," jelas Fahri, Kamis (10/2/2022).

"Selama ini dari proyek strategi nasional ini dilaksanakan diawalnya juga koordinasi, sosialisasi ke masyarakat dari tahapan-tahapan dilalui."

Fahri lantas membenarkan ada sejumlah warganya yang menolak adanya proyek tersebut.

Ia menyebut penolakan itu disebabkan karena warganya yang belum memahami dampak positif proyek ini.

"Ya, itu ada sekitar 25 orang itu mungkin karena belum tahu ini adalah proyek yang harus dilaksanakan pihak pemerintah, nantinya saya akan koordinasi lagi ke warga yang tanahnya belum boleh diambil untuk Bendungan Bener itu," ucap Fahri.

"Sebenarnya pemerintah sudah memberikan sosialisasi ke masyarakat, nantinya akan mendapat Pendapatan Asli Daerah (PAD), ada wisata dan sebagainya yang nantinya akan dikelola BUMdes, kemudian hasilnya juga akan dikembalikan ke masyarakat," tandasnya. 

Simak keterangan Fahri di menit ke-2:

(Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)

Sebagian artikel ini diolah dari Tribunnews.com yang berjudul Mabes Polri: Tidak Ada Kekerasan Aparat dan Semua Yang Ditangkap Sudah Dikembalikan ke Keluarga

Halaman