Kasus Korupsi

Sosok Itong Isnaeni, Hakim yang Pernah Bebaskan Koruptor, Sekarang Kena OTT KPK, Segini Hartanya

Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi OTT KPK. Menurut sumber di PN Surabaya yang enggan disebutkan namanya, Itong Isnaeni dikenal sebagai sosok hakim yang nekat.

TRIBUNNEWS.COM - Dulu sempat membebaskan koruptor, Hakim Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, Jawa Timur Itong Isnaeni Hidayat, kini terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Kamis (20/1/2022) pagi.

Dalam OTT tersebut, KPK juga menangkap seorang pengacara dan panitera pengganti bernama Hamdan.

"Informasi dari Ketua PN Surabaya, bahwa pagi tadi sekitar pukul 05.00-05.30 WIB, KPK datang ke kantor PN Surabaya dan di dalam mobilnya dilihat ada Saudara Itong Isnaeni Hidayat, SH. MH., Hakim PN Surabaya," ungkap Juru Bicara Mahkamah Agung (MA), Andi Samsan Nganro, dalam keterangan tertulisnya yang diterima Tribunnews, Kamis.

"Begitu pula informasi yang diterima nama Panitera Pengganti bernama Hamdan, SH juga turut diamankan," imbuhnya.

Baca juga: Kena OTT KPK, Bupati AGM Dulu Viral Ogah Urus Covid-19 hingga Buat Rumah Dinas Rp 34 M saat Pandemi

Sosok Itong Isnaeni Hidayat

Itong Isnaeni Hidayat adalah seorang hakim senior.

Menurut informasi di PN Surabaya, Itong lahir pada 19 Juni 1967.

Itong saat ini berpangkat Pembina Utama Muda (IV/c).

Menurut sumber di PN Surabaya yang enggan disebutkan namanya, mengungkapkan bagaimana sosok Itong Isnaeni.

Itong diketahui sudah lama menjadi hakim di PN Surabaya.

Menurutnya, Itong sebagai hakim dikenal sebagai sosok yang nekat.

"Dia hakim yang sudah lama. Memang terkenal bonek," ujar sumber tersebut, Kamis (20/1/2022), dikutip dari Surya.co.id.

Selama kariernya sebagai hakim, Itong pernah membebaskan koruptor pada 2011 silam.

Kala itu, ia bertugas di Pengadilan Negeri (PN) Tanjungkarang, Lampung.

Mengutip situs resmi Indonesia Corruption Watch (ICW), hakim PN Tanjungkarang berturut-turut memvonis bebas terdakwa korupsi, mantan Bupati Lampung Timur dan Lampung Tengah, yaitu Satono dan Andy Achmad Sampurnajaya.

Buntut dari vonis tersebut, Itong bersama tiga majelis hakim lainnya yang menangani perkara ini, Andreas Suharto, Ronald Salnofry, dan Ida Ratnawati diperiksa Mahkamah Agung.

Mulai dari
Halaman