Kaleidoskop 2021

Kaleidoskop 2021 Kontroversi Sepakbola Paling Mencuri Perhatian: Transfer Persib hingga Match Fixing

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Aksi protes Slemania dan BCS tuntut Dejan mundur dari pelatih PSS Sleman (kiri) dan perkenalan Marc Klok saat dikenalkan Persib Bandung sebagai rekrutan anyar (kanan).

3. Dugaan Match Fixing (Pengaturan Skor)

Dugaan Match Fixing di Liga 1 dan 2 2021

Kontroversi ketiga di sepanjang tahun 2021 yaitu adanya dugaan match fixing atau pengaturan skor baik di Liga 1 maupun Liga 2 2021.

Menjelang akhir tahun 2021, pecinta bola di Indonesia sempat digegerkan dengan adanya kasus match fixing atau pengaturan skor yang kembali menyeruak.

Dilansir TribunWow.com dari tayangan Mata Najwa, perangkat pertandingan yang tak disebutkan namanya memberikan pengakuan bahwa ia pernah bermain mengatur skor dalam dua laga di Liga 1 2021.

Dalam diskusinya dengan Najwa Shihab, perangkat wasit tersebut mengungkapkan dalam 10 pertandingan di Liga 1 2021 ada beberapa laga yang telah diatur.

Hal itu ia ungkapkan setelah Najwa Shihab melontarkan pertanyaannya tentang keterlibatan perangkat pertandingan tersebut dalam pengaturan skor di Liga Indonesia.

"Bagaimana peran anda, apakah anda terlibat dalam 10 laga di Liga 1 2021," tanya Najwa.

"Apakah anda terlibat juga dalam beberapa laga di musim ini?" imbuh Najwa.

Perangkat pertandingan yang tak mau disebutkan identitasnya itu mengakui bahwa ia telah melakukan setidaknya 2 kali pengaturan di Liga 1 2021.

Bahkan ia membeberkan apa saja yang menjadi ciri khusus atau cara dalam melakukan pengaturan skor di Liga Indonesia musim ini.

Cara tersebut bahkan melibatkan sosok wasit yang memimpin jalannya pertandingan.

Hal itu dapat diketahui dari keputusan kontroversial yang lebih menguntungkan salah satu klub dalam sebuah laga.

"Seperti contoh ada yang handsball di kotak penalti, namun tim yang seharusnya menang dan mendapatkan penalti tidak diberikan oleh wasit, meski wasit telah mengetahui," ungkap perangkat pertandingan yang tak mau disebutkan identitasnya.

Di sisi lain, pengamat sepakbola Indonesia, Akmar Mahali menyampaikan hipotesanya terkait dengan apa yang kini dialami oleh dua bos baru di sepakbola Indonesia, Atta Halilintar dan Raffi Ahmad.

"Hipotesa, akan ada runner pertandingan yang menawarkan menyelamatkan klub Atta Halilintar dan Raffi Ahmad dalam 2 atau 3 laga terakhir AHHA PS Pati atau Rans Cilegon FC," ujar Akmar.

Tentu, hipotesa tersebut berdasarkan beberapa pengalaman sebelumnya yang di analisa oleh Akmar Mahali.

Selanjutnya, Ketua Komite Wasit PSSI, Ahmad Riyadh diminta untuk mengemukakan tanggapannya terkait isu dugaan pengaturan skor tersebut.

Menurut Ahmad Riyadh, ia menginginkan Najwa Shihab untuk membongkar praktek dugaan pengaturan skor dengan menyebutkan siapa narasumber yang menyatakan adanya dugaan pengaturan skor tersebut.

"Kalau dilindungi, tidak ada namanya, ini hanya berada di belakang panggung Mata Najwa saja," ujar Ahmad Riyadh.

"Tidak usah diforum ini, diluar bisa kita langsung action saja kita langsung lakukan tindakan," imbuh Ketua Komite Wasit PSSI tersebut.

"Kalau ada nama yang dibongkar, kita terimakasih, sangat terimakasih."

"Kalau secara teknis urusan saya, kalau etik urusan Komite Disiplin," jelas Riyadh.

Menanggapi ajakan tersebut, Najwa Shihab mengajukan pertanyaan kepada narasumber perangkat pertandingan yang terlibat pengaturan skor tersebut apakah mau diungkapkan jati dirinya atau tidak.

Sebenarnya, hal itu telah difasilitasi oleh PSSI untuk melindungi narasumber di acara Mata Najwa tersebut.

Namun pihak pengaturan skor yang mengaku sebagai perangkat pertandingan tersebut tidak berani menjadi informan kepada PSSI untuk mengungkap jati dirinya.

"Apakah anda mau terbuka kepada PSSI untuk membuka jati diri membantu menindaklanjuti pengaturan skor ini?" tanya Najwa.

Sosok perangkat pengaturan skor tersebut menjawab tidak berani untuk membuka jatidirinya seusai acara Mata Najwa.

Ia beranggapan hal itu akan berdampak parah untuk keselamatan yang berkaitan dengan nyawanya.

"Ini menyangkut keselamatan kita, kita bisa dianggap pengkhianat dari bos kita, saya belum berani terbuka," ujar perangkat pertandingan tersebut.

Selanjutnya
Halaman