Terkini Daerah

Dihamili Lalu Dipaksa Aborsi 2 Kali, NW Sempat Lapor ke LBH, Ngaku Ditekan Bripda RB dan Keluarga

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto mahasiswi inisial NW (23) semasa korban hidup. NW diketahui meninggal di atas makam ayahnya.

TRIBUNWOW.COM - Sebelum ditemukan tak bernyawa di atas makam ayahnya, NW (23) sempat berusaha mencari pendampingan hukum untuk melaporkan kekasihnya, Bripda Randy Bagus Hari Sasongko alisa RB.

Dilansir TribunWow.com, wanita asal Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, itu sempat mengaku tak kuat menghadapi tekanan dari keluarga Bripda RB saat itu.

NW yang sudah dua kali dihamili Bripda RB dipaksa melakukan aborsi yang sebenarnya tak diinginkannya.

Pengacara dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Permata Law, Alex Askohat membongkar pengakuan korban sebelum ditemukan tewas.

Baca juga: Bantah Keluarga Tak Tanggung Jawab, Ayah Sebut Bripda RB Sempat Ingin Nikahi NW tapi Tak Tahu Kapan

Baca juga: Komisioner Komnas Perempuan Tahan Tangis Ceritakan NW Sempat Buat Pengaduan, Ngaku Dipaksa Aborsi

Alex mengaku beberapa kali ditemui korban.

Saat itu, korban tiba-tiba datang sembari menangis dan meminta bantuan hukum pada Alex.

Dengan kondisi tertekan, pada Oktober 2021 lalu korban sempat menceritakan tekanan batin selama berpacaran dengan Bripda RB.

"Sebenarnya saya tidak tahu siapa si NW ini, siang-siang datang rumah saya, dia hanya menangis kemudian bilang kalau ada masalah dengan pacarnya (Bripda Randy Bagus, -red)," ungkap Alex, dikutip dari SURYA.co.id, Selasa (7/12/2021).

Menurut Alex, korban mengaku melakukan aborsi bersama sang pacar.

Korban disebutnya juga berencana melaporkan Bripda RB dan keluarganya atas tindakan kekerasan dan tidak bertanggungjawab.

"Setelah menggugurkan itu, dia (Randy Bagus) tidak bertanggung jawab dan ada tekanan dari pihak keluarga laki-laki," jelasnya.

"Saya siap mendampingi dengan catatan bukti-bukti harus lengkap, kalau bukti tidak lengkap saya tidak bisa lantaran itu dasar kami untuk mendampingi dalam persidangan."

Korban kembali menemui Alex pada November 2021.

Namun, saat itu korban sudah mengaku tidak kuat.

"Dia datang lagi, katanya sudah tak kuat harus ke mana lagi curhat," kata Alex.

"Lalu saya arahkan, akan saya bantu bersama istri yang juga lawyer mencari solusi minta keadilan, setelah itu pulang."

Baca juga: Nasib Bripda Randy Bagus seusai Ditahan, Polisi Terus Kawal: Jangan Terjadi Hal Tak Diinginkan

Baca juga: Bantah Keluarga Tak Tanggung Jawab, Ayah Sebut Bripda RB Sempat Ingin Nikahi NW tapi Tak Tahu Kapan

Satu pekan berselang, korban kembali menghubungi Alex via WhatsApp.

Namun, korban justru mengaku pada Alex bahwa ia akan segera mengakhiri hidup di rumahnya.

Tak tega membayangkan kondisi korban, Alex beserta istri kemudian mendatangi rumah NW.

"Terus dia WhatsApp saya, katanya pak saya sudah tidak kuat lagi saya mau bunuh diri, saya lihat fotonya pucat, saya gak tega bersama istri langsung ke rumahnya," ucapnya.

"Malah orang tuanya tidak tahu, lalu buka kamar kondisi korban sudah lemas dan diselamatkan di rumah sakit."

Tiga minggu berselang, korban mendatangi LBH Pertama dalam kondisi kurang sehat.

Saat itu korban menyerahkan barang bukti terkait paksaan aborsi.

Selain itu, korban juga meminta maaf karena telah merepotkan keluarga Alex.

"Belum sempat melapor karena bukti-bukti belum lengkap, baru kronologi saja, belum didukung bukti otentik."

"Namun, bidannya sudah siap jadi saksi kalau itu aborsi, tapi saya tidak tahu namanya," tandasnya.

Baca juga: Beri Bantahan, Ayah Bripda RB Sebut Anaknya Serius Mau Nikahi sang Mahasiswi: Orangtua NW juga Oke

Sempat Mengadu ke Komnas Perempuan

Di sisi lain, Komisioner Komisi Nasional (Komnas) Perempuan, Siti Aminah Tardi, menahan tangis menceritakan nasib tragis yang menimpa NW.

Tak cuma sekali, NW dua kali dihamili Bripda RB dan dua kali pula dipaksa melakukan aborsi.

Siti Aminah menyebut korban sempat membuat pengaduan secara online di websire Komnas Perempuan pada Agustus 2021 lalu.

Dalam aduannya, korban mengaku mengalami kekerasan dalam pacaran selama dua tahun.

"Jadi betul bahwa almarhum menyampaikan pengaduannya pada Agustus tengah malam melalui pengaduan online," ungkap Siti Aminah, dikutip dari kanal YouTube tvOneNews, Senin (6/12/2021).

"Dalam pengaduannya dia menyampaikan ia mengalami kekerasan dalam pacaran."

"Setelah melalui proses komunikasi kami mendapat informasi bahwa korban mengalami kekerasan secara bertumpuk dan berulang dalam durasi hampir dua tahun sejak 2019."

Baca juga: Sosok Niryono, Ayah Bripda Randy Bagus yang Viral, Bukan Anggota DPRD, Ini Pekerjaan Sebenarnya

Baca juga: Nasib Bripda Randy Bagus seusai Ditahan, Polisi Terus Kawal: Jangan Terjadi Hal Tak Diinginkan

Dengan suara bergetar, Siti Aminah kembali menceritakan isi aduan yang ditulis korban saat itu.

Selama dua tahun berpacaran, NW mengaku dipaksa menggugurkan kandungan hasil hubungan dengan Bripda RB.

"Dia terjebak dalam apa yang kita sebut dengan siklus kekerasan di dalam pacaran," jelas Siti Aminah.

"Yang kemudian dia menjadi korban eksploitasi seksual dan pemaksaan aborsi."

"Saat almarhum menghadapi kehamilan yang tidak diinginkan, pelaku yang berprofesi anggota kepolisian memaksa untuk menggugurkan kandungannya."

"Korban berkali-kali menolak menggugurkan kandungannya," lanjutnya.

Untuk menggugurkan kandungan, korban dipaksa meminum obat hingga jamu-jamuan.

Bahkan, korban juga dipaksa melayani hubungan suami istri dengan Bripda RB dengan alasan untuk menggugurkan kandungan.

"Cara memaksa aborsi ini dengan memaksa korban meminum obat-obatan, pil KB, dan jamu-jamuan."

"Juga melakukan pemaksaan hubungan seksual di tempat yang wajar."

"Karena anggapan sperma bisa menggugurkan kandungan," tukasnya.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan mengakhiri hidup.

Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan mengakhiri hidup, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.

Jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.

Berbagai saluran telah tersedia bagi pembaca untuk menghindari tindakan mengakhiri hidup, satu di antaranya, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:

>https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/">>>https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/

Anda juga bisa menghubungi Hotline Psychology Mobile RSJD dr. Arif Zainudin Surakarta 08122551001. 

(TribunWow.com)

Baca artikel lain terkait

Sebagian artikel ini telah diolah dari Surya.co.id dengan judul Fakta Terbaru, Kisah Pilu Mahasiswi Mojokerto yang Dipaksa Aborsi Hingga Akhiri Hidupnya