Pada Selasa saat menjelang fajar, Taj Mahal yang terdaftar sebagai salah satu Warisan Dunia itu sedikit lebih terlihat melalui kabut.
"Polusi ada di mana-mana, saya rasa," kata Shweta Gupta, yang mengunjungi monumen itu dari rumahnya di ibu kota New Delhi.
"Ketika Anda berada di kota-kota kecil (India), polusi lebih banyak di sana."
Para dokter di India memperingatkan ada lebih banyak anak dirawat di rumah sakit akibat masalah pernapasan karena tingkat polusi di New Delhi, Rabu (17/11/2021).
Di sisi lain, pemerintah menutup lima pembangkit listrik dan memperpanjang penutupan sekolah untuk mencoba mengatasi krisis.
Paparan polutan yang berkepanjangan, termasuk timbal, dapat menyebabkan komplikasi yang lebih parah.
Otoritas Delhi menutup sekolah sampai pemberitahuan lebih lanjut dan memaksa orang untuk bekerja dari rumah.
Selain itu, truk selain yang membawa barang penting, dilarang memasuki ibu kota India karena tingkat polusi udara yang berbahaya hingga 21 November mendatang.
Di sisi lain, India telah membuka kembali perbatasannya setelah penutupan selama 20 bulan karena pandemi pada Senin (15/11/2021).
Baca juga: Seorang Nenek di India Lahirkan Anak Pertama pada Usia 70 Tahun, Gunakan Prosedur Bayi Tabung
Baca juga: Wabah Virus Zika Kembali Merebak di India, 89 Orang Positif, Termasuk Anak-anak dan Ibu Hamil
Negara itu mengizinkan masuknya pengunjung dari hampir 100 negara dengan pengaturan perjalanan bolak-balik.
Selama menerapkan kebijakan ketat pencegahan penyebaran Covid-19, India sudah menutup berbagai objek wisatanya, termasuk Taj Mahal.
Bangunan yang didirikan pada abad ke-17 itu ditutup untuk waktu yang lama, mulai Maret 2020 karena gelombang infeksi Covid-19.
Protokol sanitasi ketat tetap diberlakukan di lokasi.
Pengunjung diinstruksikan untuk tidak menyentuh permukaan marmer di Taj Mahal.
Pemandu wisata Nitin Singh mengatakan, dia dan rekan-rekannya tidak sabar untuk menyambut kedatangan wisatawan asing.