Mobil yang diparkir di dekat gedung parlemen terlihat ikut terbakar, sementara ledakan di dekat kantor polisi memecahkan kaca jendela.
"Suara ledakan besar. Tanah bergetar, telinga saya hampir tuli," kata seorang penjaga bank yang berada di dekat parlemen, Peter Olupot, kepada kantor berita Reuters.
ISIS memberikan pernyataannya melalui saluran Telegram, yang kemudian dilaporkan oleh Kantor Berita Amaq.
Mereka mengatakan bahwa para anggotanya adalah pihak yang melakukan serangan di Kampala tersebut.
Para pejabat menyalahkan kelompok pemberontak yang berjanji setia kepada ISIS pada 2019, yakni Allied Democratic Forces (ADF).
Mereka menuding bom bunuh diri itu dilakukan oleh kelompok tersebut.
ADF awalnya dibentuk di Uganda, tetapi sekarang berbasis di Republik Demoratik Kongo.
Kelompok pemberontak itu semakin sering melakukan serangan atas nama ISIS.
Dalam beberapa pekan terakhir, sejumlah ledakan terjadi di Uganda.
Bulan lalu, seorang pelayan berusia 20 tahun tewas seusai seusai sebuah perangkat yang ditempatkan di tas belanja, diledakkan di sebuah bar di Kampala.
Beberapa hari kemudian, sejumlah orang luka-luka ketika seorang pengebom bunuh diri meledakkan dirinya di sebuah bus dekat Kampala.
Baca juga: Bom Isi Paku dan Pecahan Peluru Meledak di Restoran Daging Babi Uganda, ISIS Klaim Bertanggung Jawab
Baca juga: Tangan Kanan Pemimpin ISIS Sami Jasim al-Jaburi yang Diburu AS Ditangkap Intelijen Irak
ISIS juga menjadi pihak yang mengklaim kedua serangan tersebut.
Sementara, polisi mengatakan ada hubungan dekat antara serangan-serangan itu dengan ADF.
Termasuk, pelaku pengeboman bus yang masuk dalam daftar buronan anggota ADF.
Direktur Eksekutif Uganda Internet Exchange Point mengatakan kepada AFP, bahwa ledakan pada Selasa (16/11/2021), telah memicu kepanikan di antara banyak orang di dekatnya.