TRIBUNWOW.COM – Inggris menaikkan tingkat ancaman nasionalnya seusai insiden meledaknya sebuah taksi di depan Rumah Sakit Wanita di Liverpool, Senin (15/11/2021).
Serangan tersebut melibatkan bom rakitan yang dilaporkan digagalkan oleh seorang sopir taksi, Minggu (14/11/2021).
Dilansir dari AFP, Menteri Dalam Negeri Inggris Priti Patel mengatakan para pejabat intelijen telah meningkatkan ancaman dari “substansial” menjadi “parah”.
Baca juga: Sebabkan 6 Persen Kasus Covid-19, Pakar di Inggris Curiga Varian Delta Plus Lebih Menular
Baca juga: Covid-19 Varian Delta Plus di Inggris, Disebut Sangat Berbeda dengan yang Ditemukan di India
Level itu menjadi yang tertinggi kedua, yang berarti serangan sangat mungkin terjadi.
Patel menuturkan pengambilan keputusan peningkatan ancaman, diambil karena serangan bom yang menghancurkan sebuah taksi dan menewaskan seorang penumpang tersebut, menjadi insiden kedua dalam satu bulan ini.
Bulan lalu, anggota parlemen Inggris David Amess tewas ditikam dalam serangan yang menurut jaksa memiliki “hubungan teroris”.
Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan serangan Liverpool adalah "pengingat akan perlunya kita semua untuk tetap waspada".
"Rakyat Inggris tidak akan pernah takut dengan terorisme. Kami tidak akan pernah menyerah pada mereka yang berusaha memecah belah kami dengan tindakan yang tidak masuk akal," ujar Boris Johnson.
Asisten Kepala Polisi Russ Jackson dari Counter-Terrorism Policing Northwest, menuturkan motif serangan di Liverpool belum jelas.
Namun, disebutkan bahwa korban tewas diyakini adalah pembawa bahan peledak ke dalam taksi.
Jackson juga menyatakan bahwa serangan itu sebagai insiden teroris.
Ledakan itu terjadi hanya beberapa menit sebelum kebaktian Remembrance Sunday di dekat Katedral Liverpool, memicu spekulasi bahwa acara tersebut adalah target yang dimaksud.
"Saat ini kami tidak dapat menarik kesimpulan apa pun tentang ini (insiden), tetapi ini adalah garis penyelidikan, yang sedang kami kejar," kata Jackson.
Tiga pria berusia 21, 26 dan 29 ditangkap di bawah Undang-Undang Terorisme segera setelah ledakan di daerah Kensington di dekat kota itu dan dibawa untuk diinterogasi.
Sementara itu, pria keempat yang berusia 20 tahun, ditahan sebelumnya pada Senin (15/11/2021).
Baca juga: Anggota Parlemen Inggris David Amess Tewas Ditikam Terduga Teroris, Boris Johnson Ikut Melayat
Baca juga: Punya Potensi, Peneliti di Inggris Uji Vitamin A untuk Obati Kehilangan Penciuman Akibat Covid-19