Tetapi di Pakistan, aktivismenya tersebut justru telah memecah opini publik.
Baca juga: Detik-detik Pria di Inggris Mutilasi Kekasih lalu Buang Jasadnya ke Tempat Sampah
Baca juga: Momen PM Inggris Ajak Presiden Brasil yang Anti-Vaksin Gunakan AstraZeneca
Dilansir dari BBC, Malala sempat terlibat dalam insiden tragis di mana dia menjadi sasaran penembakan oleh Taliban di Pakistan karena membela hak perempuan untuk mendapat pendidikan.
Peristiwa itu terjadi ketika Malala masih berusia 15 tahun.
Dia berhasil selamat dari serangan, ketika seorang militan menaiki bus sekolahnya di barat laut lembah Swat dan melepaskan tembakan, yang melukai dua teman sekolahnya dan Malala.
Setelah pulih dari cederanya yang hampir fatal, dia dan keluarganya pindah ke Birmingham, yang kemudian dia sebut sebagai "rumah kedua".
Pada usia 17 tahun, dia menjadi orang termuda yang memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian.
Malala kemudian melanjutkan pendidikannya di Universitas Oxford dan telah menjadi aktivis hak asasi manusia terkemuka.
Sejak kelulusannya, Malala telah menyerukan dukungan yang lebih baik untuk pengungsi Afghanistan.
Dia menandatangani kontrak dengan Apple TV+ untuk memproduksi film dokumenter dan muncul di sampul majalah Vogue Inggris.
Itu dilakukannya sambil tetap melanjutkan pekerjaannya dalam upaya meningkatkan akses anak perempuan ke pendidikan.
Dalam postingan terkait kabar pernikahannya, Malala mengatakan mereka bersemangat untuk melanjutkan kehidupan bersama di masa depan.
Berita tentang upacara pernikahan Malala, telah disukai puluhan ribu kali oleh pengguna media sosial, dengan banyak di antaranya mendoakan pasangan tersebut. (TribunWow.com/Alma Dyani P)
Berita Terkini Internasional lain