TRIBUNWOW.COM – Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi berhasil selamat dari upaya pembunuhan, Minggu (7/11/2021) pagi.
Ketika itu, sebuah pesawat tak berawak berisi bahan peledak menghantam kediamannya di Baghdad, Irak.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengutuk serangan tersebut dan mengatakan pemerintahannya akan membantu pasukan keamanan Irak mengidentifikasi pihak yang bertanggung jawab, Minggu (7/11/2021).
Baca juga: 25 Orang Tewas dalam Serangan Bom dan Senjata di RS Militer Kabul, ISIS-K Klaim Bertanggung Jawab
Baca juga: Amerika Serikat Mengklaim Bunuh Pemimpin Senior Al-Qaeda dalam Serangan Pesawat Tak Berawak
“Saya mengutuk keras serangan teroris yang menargetkan kediaman Perdana Menteri Irak al-Kadhimi,” ujar Biden dalam sebuah pernyataan, dikutip dari AFP, Senin (8/11/2021).
“Saya lega Perdana Menteri tidak terluka dan memuji kepemimpinan yang telah ditunjukkannya dalam menyerukan ketenanangan, kesabaran dan dialog untuk melindungi lembaga-lembaga negara dan memperkuat demokrasi yang sangat layak bagi rakyat Irak,” tambahnya.
Mustafa al-Kadhimi lolos tanpa cedera dari serangan yang hingga saat ini belum diklaim oleh pihak mana pun.
Namun, aksi tersebut menunjukkan eskalasi baru dalam kekacauan yang terjadi pasca pemilihan umum di Irak.
Menyikapi serangan tersebut, al-Kadhimi sudah mengimbau masyarakat Irak untuk tetap tenang dan menahan diri, sebelum memimpin pertemuan di kantornya di Zona Hijau Baghdad, tempat di mana serangan sebelumnya terjadi.
Sumber keamanan setempat menyatakan ada tiga drone yang diluncurkan dari dekat jembatan Sungai Tigris, tetapi dua di antaranya berhasil dicegat.
Namun, satu drone lainnya menghantam kediaman al-Kadhimi.
Kantor Perdana Menteri menggambarkan serangan itu sebagai “upaya pembunuhan yang gagal”.
Sementara, Presiden Irak Barham Salih menyebut serangan tersebut sebagai upaya “kudeta terhadap sistem konstitusional".
Dari peristiwa itu, dua pengawal al-Kadhimi dilaporkan terluka.
“Tempat tinggal saya telah menjadi sasaran serangan pengecut. Terima kasih Tuhan, saya baik-baik saja,” kata perdana menteri berusia 54 tahun itu dalam sebuah video resmi yang dirilis pemerintah.
Serangan terjadi dua hari setelah pasukan keamanan bentrok dengan pendukung partai-partai yang didukung Iran, yang kehilangan dukungan dalam pemilihan parlemen pada 10 Oktober lalu dan menuduh adanya penyimpangan hasil suara.