Sementara, warga lain berharap agar mereka tidak mengalami kekurangan stok makanan, terutama di wilayah ibu kota.
Baca juga: Wabah Covid-19 Meningkat, China Lockdown 4 Juta Warga di Kota Lanzhou, Perintahkan Tinggal di Rumah
Baca juga: Akui Uji Coba Rudal Hipersonik China, Jenderal Top AS Sandingkan dengan Peluncuran Satelit Sputnik
Di sisi lain, media pemerintah telah berusaha meyakinkan publik bahwa persediaan bahan pokok untuk saat ini mencukupi.
Lembaga penyiaran negara CCTV, melaporkan bahwa telah terjadi “penafsiran berlebihan” terkait saran dari kementerian, Selasa (2/11/2021).
“Saat ini, pasokan kebutuhan sehari-hari di berbagai tempat sudah mencukupi, dan pasokan harus dijamin sepenuhnya,” kata Direktur Departemen Promosi Konsumsi kementerian Perdagangan China, Zhu Xiaoliang.
Dalam pengumuman tersebut, tidak terdapat kejelasan terkait alasan di balik imbauan kepada warga untuk menimbun bahan makanan.
Menyusul pemberitahuan terbaru kementerian, wilayah Tianjin dan Wuhan telah menjual persediaan sayuran mereka untuk dijual dengan harga lebih rendah di supermarket.
Namun, fenomena panic buying masih tampak berlanjut hingga Rabu (3/11/2021).
Beberapa orang mengeluh di media sosial karena rak-rak di supermarket dalam keadaan kosong saat ini.
Sebagian besar disebabkan oleh wabah Covid-19 yang semakin berkembang.
China melaporkan jumlah tertinggi kasus baru Covid-19 yang ditransmisikan secara lokal, dalam hampir tiga bulan pada Rabu (3/11/2021).
Angka itu termasuk sembilan infeksi baru di Beijing, yang memegang rekor harian terbesar tahun ini.
“Ada ketidakpastian tentang terjadinya wabah Covid-19. Begitu wabah terjadi, mata pencaharian masyarakat akan terpengaruh. Itu sebabnya orang menimbun persediaan musim dingin untuk menghindari dampak Covid-19,” kata seorang analis di AG Holdings Agricultural Consulting, Ma Wenfeng.
Pihak berwenang China biasanya menanggapi kasus Covid-19 dengan memberlakukan lockdown di wilayah terkait, serta membatasi pergerakan masuk dan keluar dari daerah yang terkena dampak. (TribunWow.com/Alma Dyani P)
Berita terkait China lain