Terkini Internasional
Akui Uji Coba Rudal Hipersonik China, Jenderal Top AS Sandingkan dengan Peluncuran Satelit Sputnik
Untuk pertama kalinya perwira tinggi militer AS mengkonfirmasi uji coba rudal hipersonik China dan menyebutnya sebagai perkembangan yang signifikan.
Penulis: Alma Dyani Putri
Editor: Elfan Fajar Nugroho
TRIBUNWOW.COM – Perwira Tinggi Militer Amerika Serikat (AS) untuk pertama kalinya mengkonfirmasi pengujian rudal hipersonik oleh China sebagai perkembangan yang signifikan.
Hal itu diungkapkan oleh Jenderal Mark Milley selaku Kepala Staf Gabungan AS pada Rabu (27/10/2021).
Mark Milley juga mengatakan bahwa uji coba rudal berkemampuan nuklir milik China akan sangat sulit untuk dilawan.

Baca juga: Kembali Tertinggal dari China hingga India, Misi Peluncuran Roket Luar Angkasa Korea Selatan Gagal
Baca juga: Korea Utara Klaim Sukses Uji Coba Rudal Jelajah Baru, Kim Jong Un Tak Terlihat Hadir
“Apa yang kami lihat adalah peristiwa yang sangat signifikan dari uji coba sistem senjata hipersonik. Dan itu sangat mengkhawatirkan,” kata Milley kepada Bloomberg TV, dikutip dari AFP.
Jenderal tertinggi Pentagon itu bahkan menyandingkan upaya China tersebut, dengan peluncuran menakjubkan satelit pertama di dunia oleh Uni Soviet, yakni Sputnik, pada 1957 lalu.
“Saya tidak tahu apakah ini betul mirip dengan momen Sputnik atau tidak, tapi saya pikir itu sangat dekat dengan itu,” ujar Milley.
“Ini adalah peristiwa teknologi yang sangat signifikan dan itu menjadi perhatian kita semua.”
Pentagon sebelumnya menolak untuk mengkonfirmasi kabar uji coba rudal hipersonik oleh China tersebut.
Awalnya, surat kabar Financial Times menerbitkan laporan terkait peristiwa itu pada 16 Oktober.
Dalam laporannya, disebutkan bahwa AS terkejut atas peluncuran uji coba rudal oleh China Agustus lalu.
Secara teoritis, rudal itu dikatakan dapat menghindari sistem pertahanan AS dan kecepatan pengembangan sistem China, mengejutkan pejabat keamanan nasional negara tersebut.
Menurut Financial Times, rudal China mengelilingi Bumi pada ketinggian rendah dengan kecepatan lebih dari lima kali kecepatan suara, meskipun meleset dari target sejauh lebih dari 30 kilometer.
Namun, China telah membantah laporan itu, dengan mengatakan bahwa negaranya hanya melakukan tes rutin kendaraan luar angkasa, bukan rudal.
Saat ini, beberapa negara sudah pernah menguji rudal hipersonik, termasuk AS, Rusia, China hingga Korea Utara.
Sementara negara-negara lain juga sedang mengembangkan teknologi tersebut.