Namun, penyelidikan atas percobaan pembunuhan di kantor publik, terorisme dan kekerasan dengan senjata telah digelar.
Baca juga: Ribuan Pedofil Ditemukan di Gereja Katolik Prancis Lecehkan Anak, Hasil Penyelidikan Segera Rilis
Baca juga: Tinggalkan Surat Wasiat, Mantan Perwira Polisi Ternyata Jadi Pembunuh Berantai di Prancis
Dalam beberapa tahun ini, ancaman serangan terorisme cukup banyak terjadi di Prancis.
Insiden terbaru itu, terjadi setahun setelah seorang penyerang asal Tunisia yang menggunakan pisau, menewaskan tiga orang dan melukai beberapa lainnya di sebuah gereja di Nice.
Sementara itu, pemenggalan kepala guru sekolah menengah Samuel Paty oleh seorang pria asal Chechnya, terjadi kurang dari dua minggu sebelumnya.
Saat itu, penyerang Paty mengatakan dia ingin menghukumnya karena menunjukkan kartun Nabi Muhammad kepada murid-muridnya ketika mengajar di kelas.
Pada Januari 2015, dua militan Islam masuk ke dalam rapat editorial mingguan satir Charlie Hebdo yang menewaskan 12 orang.
Militan lain, membunuh seorang polisi wanita pada hari berikutnya dan melakukan serangan di sebuah supermarket, hingga menewaskan empat orang sebelum polisi menembaknya mati.
Pada November 2015, sebuah sel ISIS membantai 130 orang dalam serangan di bar dan aula musik Bataclan.
Kemudian, seorang pria yang mengendarai truk sengaja menabrak kerumunan warga yang merayakan Hari Bastille di kota Nice, Prancis, pada 2016.
Insiden itu menewaskan 86 orang dan melukai puluhan lainnya dalam serangan yang diklaim oleh Negara Islam. (TribunWow.com/Alma Dyani P)
Berita terkait Prancis lain