Konflik di Afghanistan

Kedapatan Dengarkan Musik, 3 Orang Tewas Ditembak di Acara Pernikahan oleh Penyerang Diduga Taliban

Penulis: Alma Dyani Putri
Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid (kiri) memberi isyarat saat dia berbicara selama konferensi pers pertama di Kabul pada 17 Agustus 2021 setelah pengambilalihan Afghanistan oleh Taliban.

Meskipun, kepemimpinannya masih tidak menyukai penggunaan musik dalam hiburan dan melihatnya sebagai pelanggaran hukum Islam.

Baca juga: Kelompok Syiah Afghanistan Putus Asa, ISIS-K Klaim Bom Bunuh Diri di Masjid Kunduz saat Salat Jumat

Baca juga: Larangan Taliban Buat Harga Opium Melonjak, Pedagang di Afghanistan: Haram tapi Tak Ada Pilihan Lain

Sementara itu, Zabihullah Mujahid sebelumnya berjanji bahwa bukan kebijakan Taliban untuk mengeksekusi pecinta musik di Afghanistan.

“Di jajaran Imarah Islam tidak ada yang berhak untuk menjauhkan siapa pun dari musik atau apa pun, hanya untuk mencoba membujuk mereka. Itu adalah cara utama,” kata Mujahid pada konferensi pers sebelumnya.

“Jika ada yang membunuh seseorang sendirian, bahkan jika mereka adalah personel kami, itu adalah kejahatan dan kami akan membawa mereka ke pengadilan dan mereka akan menghadapi hukum.”

Pemerintah Taliban sebelumnya antara tahun 1996 dan 2001 memberlakukan interpretasi yang sangat ketat terhadap hukum Islam dan hukuman publik yang keras.

Namun, sejak kembali berkuasa pada pertengahan Agustus setelah menggulingkan pemerintah yang didukung Amerika Serikat, Taliban yang sedang mencari pengakuan internasional dan mengakhiri sanksi, telah mencoba menunjukkan kesan yang lebih moderat.

Dilansir dari Associated Press, meskipun Taliban belum mengambil langkah untuk secara resmi melarang musik, banyak musisi sudah merasa takut untuk tampil.

Banyak aula pernikahan membatasi musik pada pertemuan mereka.

Pengemudi akan mematikan radio mereka setiap kali melihat pos pemeriksaan Taliban.

Afghanistan memiliki tradisi musik yang kuat, dipengaruhi oleh musik klasik Iran dan India. 

Ketika ditanya tentang aturan pelarangan musik, juru bicara Taliban Bilal Karimi mengatakan bahwa hal tersebut sedang dipertimbangkan.

“Saat ini, itu sedang ditinjau dan ketika keputusan akhir dibuat, Imarah Islam akan mengumumkannya,” kata Bilal Karimi.

Namun, sejumlah lokasi yang biasa memutar musik sudah merasakan tekanan sejak pengambilalihan Kabul pada 15 Agustus lalu oleh kelompok tersebut. (TribunWow.com/Alma Dyani P)

Berita terkait Konflik di Afghanistan lain