TRIBUNWOW.COM – Pemerintah mengatakan orang-orang bersenjata menyerang sebuah acara pernikahan di Afghanistan Timur dan membunuh tiga orang yang kedapatan mendengarkan musik, Sabtu (30/10/2021).
Disebutkan bahwa mereka mengaku sebagai anggota Taliban, sebagaimana dilansir dari AFP, Minggu (31/10/2021).
Juru bicara pemerintahan Afghanistan bentukan Taliban, Zabihullah Mujahid, mengungkapkan dua dari tiga penyerang telah ditangkap.
Baca juga: Taliban Terpaksa Bayar Pekerja Pakai Gandum di Tengah Krisis yang Makin Parah di Afghanistan
Baca juga: Dilanda Kemiskinan dan Kelaparan, Keluarga di Afghanistan Terpaksa Jual Bayinya Seharga Rp 7 Juta
“Tadi malam, di pernikahan Haji Malang Jan di desa Shamspur Mar Ghundi Nangarhar, tiga orang yang mengaku dirinya sebagai Taliban, memasuki acara pernikahan dan musik berhenti diputar,” kata Zabihullah Mujahid.
“Akibat penembakan itu, setidaknya tiga orang tewas dan beberapa lainnya terluka.”
Pihaknya juga memberi bantahan para penyerang tersebut bertindak atas nama Taliban.
“Dua tersangka telah ditahan oleh Taliban sehubungan dengan insiden itu dan satu orang yang melarikan diri masih dalam pengejaran,” jelasnya.
“Para pelaku insiden yang tertangkap, yang menggunakan nama Imarah Islam untuk melakukan permusuhan pribadi mereka, telah diserahkan untuk menghadapi hukum Syariah.”
Juru bicara Gubernur Taliban di Provindi Nangarhar, Qazi Mullah Adel, juga membenarkan insiden penembakan itu.
Namun, Mullah Adel tidak memberikan penjelasan lebih lanjut.
Seorang saksi yang merupakan kerabat korban, mengatakan para pejuang Taliban melepaskan tembakan saat musik sedang dimainkan.
“Para pemuda itu memainkan musik di ruang terpisah dan tiga pejuang Taliban datang serta menembaki mereka. Luka dua orang itu parah,” kata saksi tersebut kepada wartawan.
Saat Taliban memerintah Afghanistan pada 1990-an, masyarakat Afghanistan memang dilarang memainkan mau pun mendengarkan musik.
Tetapi, aturan semacam itu belum secara resmi diberlakukan oleh pemerintahan baru Taliban.
Sejak mengambil alih ibu kota Kabul pada Agustus lalu, Taliban belum mengeluarkan dekrit terkait pelarangan musik.