"Ya, belum lah. Jadi, sekarang kita fokus mencari petunjuk-petunjuk, kesesuaian dengan penyebabnya, kematiannya,” ujar Erdi saat dihubungi Rabu (5/10/2021), dikutip dari TribunJabar.id.
“Setelah itu baru kita simpulkan rangkaian penyelidikannya, lalu mengarah ke tersangkanya, jadi kita tidak berandai-andai," tambahnya.
Sejak kasus pembunuhan ibu dan anak itu terkuak pada 18 Agustus lalu, pelaku yang bertanggung jawab belum juga ditetapkan oleh kepolisian.
Pihak berwajib masih melakukan penyelidikan dengan harapan bisa segera menemukan tersangka.
Baca juga: 3 Kakak Korban Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Hadiri Panggilan Polisi, Lilis Minta Doa
Baca juga: Maksud Status FB Yoris seusai Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Singgung Kematian serta Kebencian
Terkait dengan autopsi ulang jasad Tuti dan Amalia, Kombes Pol Erdi A Chaniago mengungkap kepolisian mencoba temukan petunjuk baru.
"Dia dibunuh, apakah melakukan perlawanan, kemudian untuk menentukan waktu kematiannya, karena ini kita cari kesesuaian kembali. Sehingga setelah melihat hasil autopsi tersebut, di antaranya juga mengenai alat yang digunakan, apakah tumpul atau tajam," katanya.
Kombes Pol Erdi juga menyatakan hasil autopsi kedua itu akan dievaluasi untuk dicocokkan dengan petunjuk baru yang sudah dimiliki kepolisian sebelumnya.
"Kalau memang ada kesesuaian, Insya Allah dalam waktu dekat kita temukan tersangkanya," ucapnya.
Sementara terkait hasil autopsinya sendiri, Erdi mengaku belum dapat menyampaikan kepada publik.
"Ini masih dalam konsumsi penyidik, mereka membutuhkan evaluasi, analisa, dan fokus dulu terhadap hasil temuannya," katanya.
Sementara itu, pelaku pembunuhan Tuti dan Amalia yang belum juga ditemukan, menimbulkan keresahan warga di sekitar TKP.
Kepala Desa Jalancagak, Indra Zaenal Alim, mengungkapkan hal tersebut.
"Sebenarnya masyarakat itu resahnya kala memang pelaku pembunuhan ini masih belum tertangkap," ucap Indra Zaenal, Kades Jalancagak di Subang, Jumat (1/10/2021).
Indra mengatakan, masyarakat banyak yang khawatir jika kejadian yang sama terulang kembali di wilayah mereka.
"Jadi mereka merasa resah takut ada kejadian kembali, dan mereka juga menduga-duga ketika pelaku ini belum tertangkap jadi ada kekhawatiran saja," katanya.