TRIBUNWOW.COM - Peneliti dari Universitas Oxford Inggris, Institut Nasional untuk Penelitian Kesehatan (NIHR) dan Pusat Penelitian Biomedis Kesehatan Oxford (BRC) merilis riset terbaru yang dilakukan pada pasien long Covid.
Temuan itu menunjukkan adanya perubahan gejala pada gejala yang paling sering dialami pasien long Covid.
Dilansir dari The Guardian, para peneliti juga mengungkap bahwa perbedaan gejala bisa dipengaruhi oleh jenis kelamin, usia, dan tingkat keparahan infeksi.
Baca juga: Tips Isolasi Mandiri Covid-19: Selain dari Suplemen, 13 Makanan Ini Juga Mengandung Omega-3
Baca juga: Studi Nyatakan Obat Pil Ini Dinyatakan Efektif Lawan Covid-19 Termasuk Varian Delta
Seperti diketahui jika pasien Covid-19 masih bisa mengalami gejala baik itu gejala yang bertahan lama atau gejala baru yang dirasakan setelah masa akut infeksi selesai.
Gejala yang bertahan selama lebih dari empat minggu itulah yang disebut dengan long Covid.
Para peneliti menemukan setikdaknya 37 persen pasien memiliki setidaknya satu gejala long Covid.
Studi tersebut melakukan analisa terhadap 270 ribu orang yang pulih dari infeksi Covid-19 di Amerika Serikat, yang disebut sebagai studi dengan partisipan yang paling besar dalam studi terhadap long Covid.
Gejala yang dialami didiagnosis berkisar antara tiga hingga enam bulan setelah masa infeksi akut.
Gejala yang paling umum adalah masalah pernapasan, gejala perut, kelelahan, nyeri dan kecemasan atau depresi.
Tingkat keparahan infeksi, usia, dan jenis kelamin juga disebut memengaruhi faktor kemungkinan mengalami long Covid.
Baca juga: Waspada saat isolasi Mandiri, Studi Sebut Infeksi Covid-19 Ringan Juga Bisa Berdampak pada Otak
Gejala long Covid lebih sering terjadi pada mereka yang dirawat di rumah sakit, dan sedikit lebih umum pada wanita.
Studi ini juga telah diterbitkan dalam jurnal PLOS Medicine.
Faktor yang berbeda juga mempengaruhi gejala mana yang paling mungkin dialami orang.
Misalnya, orang tua dan pria lebih banyak mengalami kesulitan bernapas dan masalah kognitif, sedangkan orang muda dan wanita lebih banyak mengalami sakit kepala, gejala perut, dan kecemasan atau depresi.
Pasien Covid yang dirawat di rumah sakit lebih mungkin menderita masalah kognitif seperti kabut otak dan kelelahan dibandingkan dengan orang yang menjalani isolasi mandiri.
Orang yang tidak membutuhkan perawatan di rumah sakit lebih mungkin mengalami sakit kepala daripada mereka yang harus dirawat.
Dalam studi ini, gejala yang paling sering terjadi bukan lagi fatigue atau kelelahan, melainkan kecemasan.
Adapun urutan gejala yang paling sering dirasakan penyintas Covid-19 dalam studi tersebut, yaitu:
Berikut urutan gejala yang sering dialami pasien long Covid:
1. Kecemasan atau depresi 15 persen
2. Pernapasan tidak normal 8 persen
3. Gejala perut 8 persen
4. Nyeri dada atau tenggorokan 6 persen
5. Kelelahan 6 persen
6. Sakit kepala 5 persen
7. Masalah kognitif (kabut otak) 4 persen
8. Mialgia (nyeri otot) 1,5 persen
9. Nyeri lainnya 7 persen
“Hasilnya mengonfirmasi bahwa sebagian besar orang, dari segala usia, dapat dipengaruhi oleh berbagai gejala dan kesulitan dalam enam bulan setelah infeksi Covid-19,” kata rekan klinis akademik NIHR Dr Max Taquet.
“Lebih dari sepertiga pasien didiagnosis dengan setidaknya satu dari gejala Covid-19 yang panjang antara tiga dan enam bulan setelah penyakit Covid-19 mereka.”
“Data ini melengkapi temuan dari survei laporan diri, dan menunjukkan bahwa dokter mendiagnosis pasien dengan gejala ini. Kami membutuhkan layanan yang dikonfigurasi dengan tepat untuk menangani kebutuhan klinis saat ini dan di masa depan,” kata Taquet.
Studi ini juga melihat gejala yang sama pada orang yang pulih dari flu.
Orang yang terkena flu dapat memiliki gejala berkepanjangan yang serupa dengan yang terlihat pada beberapa pasien dengan long Covid.
Menurut penelitian tersebut, tetapi gejala yang bertahan lama terjadi pada tingkat yang jauh lebih rendah pada mereka yang menderita influenza.
Gejala yang terkait dengan long Covid adalah 50 persen lebih umum di antara mereka yang memiliki Covid dibandingkan dengan mereka yang menderita flu, para peneliti memperkirakan.
Prof Amitava Banerjee, Profesor Ilmu Data Klinis dan Konsultan Kehormatan Kardiolog, University College London, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut, mengatakan bahwa ini adalah studi besar, dilakukan dengan baik dan menyeluruh.
Dia mengatakan temuan itu mendukung imbauan untuk mendukung layanan kesehatan skala besar bagi mereka yang menderita Covid dalam waktu lama, termasuk mereka yang tidak dirawat di rumah sakit karena Covid.
“Lebih dari separuh pasien (57%) memiliki setidaknya satu fitur Covid panjang yang tercatat dalam enam bulan setelah infeksi dan sepertiga (37%) dalam 90 hingga 180 hari setelah diagnosis,” kata Banerjee.
Namun, dia menyampaikan bahwa penelitian ini memiliki keterbatasan, seperti fakta bahwa penelitian tersebut berfokus pada sembilan gejala yang mungkin paling umum di antara mereka yang menderita long Covid.
Penelitian terpisah yang diterbitkan pada hari Selasa menemukan lebih dari satu dari 10 siswa sekolah menengah dan lebih dari sepertiga staf sekolah yang memiliki Covid-19 di Inggris telah menderita gejala yang berkelanjutan.
Gejala paling umum yang dilaporkan oleh staf dan murid adalah kelemahan atau kelelahan, sementara staf lebih mungkin mengalami sesak napas daripada murid.
Itu artinya urutan skala di atas mungkin bisa berbeda untuk kriteria usia, misalnya anak-anak dan orang tua.
Gejala Bisa Bertahan Lebih dari 1 Tahun
Sebelumnya, sebuah penelitian di China, negara dengan kasus pertama Covid-19 menyebut jika ada dua gejala yang bisa bertahan bahkan lebih dari satu tahun.
Sekitar setengah dari pasien di rawat rumah sakit karena Covid-19 dilaporkan masih mengalami gejala tersebut secara presisten hingga lebih dari satu tahun.
Dilansir dari First Post, dijelaskan jika dua gejala tersebut adalah sesak napas dan kelelahan.
Penelitian itu juga sudah dipublikasi dalam jurnal di Inggris yaitu The Lancet pada awal bulan September.
Dalam penelitian tersebut dikatakan gejala yang paling banyak dialami dari dua gejala tersebut adalah kelelahan atau lemah otot dan masalah pernapasan.
Diterangkan juga jika perempuan lebih mungkin 43 persen mengalaminya dibanding laki-laki.
Selain itu stres dan kecemasan juga menjadi salah satu faktor yang meningkatkan risiko mengalami gejala berkepanjangan ini.
"Tanpa perawatan yang terbukti atau bahkan panduan rehabilitasi, long Covid akan memengaruhi kemampuan orang untuk melanjutkan kehidupan normal dan kapasitas mereka untuk bekerja," tulis editorial The Lancet.
"Studi menunjukkan bahwa bagi banyak pasien, pemulihan penuh dari Covid-19 akan memakan waktu lebih dari 1 tahun."
Studi ini juga disebut sebagai studi terbesar yang mempelajari long Covid.
Sayangnya studi ini hanya mengambil partisipan dari orang yang dirawat di rumah sakit.
Itu diduga karena, pada awalnya seluruh pasien Covid-19 harus dirawat di rumah sakit.
Sehingga tidak bisa dipastikan apakah orang yang dirawat dirumah bisa mengalami gejala berkepanjangan hingga setahun atau tidak.
Karena seperti diketahui penderita long Covid biasanya akan pulih setelah 3 bulan hingga 6 bulan.
Studi ini melibatkan hampir 1.300 orang yang dirawat di rumah sakit karena Covid antara Januari dan Mei 2020 di kota Wuhan di China.
Tempat pertama yang terkena pandemi yang sejak itu telah menginfeksi 214 juta orang di seluruh dunia, dan menewaskan lebih dari 4 juta.
Pasien yang diamati dengan setidaknya satu gejala menurun dari 68 persen setelah enam bulan menjadi 49 persen setelah 12 bulan.
Ketidaknyamanan pernapasan meningkat dari 26 persen pasien setelah enam bulan menjadi 30 persen setelah 12 bulan, katanya.
Tetapi dikatakan 88 persen pasien yang bekerja sebelum diagnosis mereka telah kembali ke pekerjaan mereka setahun kemudian.
Studi tersebut menambah penelitian sebelumnya yang memperingatkan pihak berwenang di berbagai negara bahwa mereka harus siap memberikan dukungan jangka panjang kepada petugas kesehatan dan pasien yang terkena Covid. (Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)
Baca Artikel Terkait Covid-19 Lainnya