TRIBUNWOW.COM - Para peneliti dari Universitas Oxford Inggris dan Imperial College of London menyimpulkan bahwa infeksi Covid-19 meskipun ringan, bisa menyebabkan dampak jangka panjang pada otak.
Para peneliti menemukan perbedaan ketebalan materi abu-abu antara mereka yang telah terinfeksi Covid-19 dan mereka yang tidak.
Dilansir dari New York Post, disebutkan jika para peneliti mendapatkan hasil itu dari melakukan analisa pencitraan otak dari data di Biobank Inggris, termasuk data dari lebih dari 40 ribu orang di Inggris, sejak tahun 2014.
Baca juga: RS Brasil Diduga Beri Obat yang Belum Terbukti Efektif Atasi Covid-19 Tanpa Persetujuan Pasien
Baca juga: Hindari saat Isolasi Mandiri, Perokok Bisa Alami Sakit Lebih Parah ketika Terinfeksi Covid-19
Tim tersebut mengatakan bahwa menggunakan pendekatan yang didorong oleh hipotesis dan eksplorasi, dengan koreksi perbandingan berganda tingkat penemuan palsu.
Mereka telah mengidentifikasi masing-masing 68 dan 67 efek longitudinal signifikan yang terkait dengan infeksi SARS-CoV-2 di otak.
Pada kelompok Covid-19, jaringan materi abu-abu berkurang di lobus frontal dan temporal dan pada populasi umum perubahan volume materi abu-abu lebih besar dari normal pada 401 yang telah terinfeksi.
Hasil untuk mereka yang memiliki penyakit yang cukup parah untuk dirawat di rumah sakit sama dengan mereka yang mengalami infeksi ringan, dengan pengurangan yang nyata dari ketebalan materi abu-abu pada kedua kasus.
Selain itu, peserta yang terinfeksi SARS-CoV-2 juga menunjukkan penurunan kognitif yang lebih besar selama pengujian dan lebih lambat dalam memproses informasi dibandingkan dengan mereka yang tidak tertular virus.
Dalam melakukan analisa, para peneliti mencocokkan kelompok berdasarkan usia, jenis kelamin, tanggal tes awal dan lokasi studi di samping faktor risiko umum lainnya untuk penyakit.
Khususnya, penelitian ini belum ditinjau oleh rekan sejawat (non peer review) dan mereka mewanti-wanti bahwa hasil analisa itu tidak boleh digunakan untuk memandu praktik klinis.
Meskipun terlalu dini untuk menarik kesimpulan tentang dampak jangka panjang dari perubahan terkait Virus Corona, temuan ini telah menimbulkan kekhawatiran mengenai pengaruhnya terhadap perubahan biologis, termasuk penuaan.
Dalam sebuah studi baru-baru ini dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), badan tersebut menemukan bahwa orang dewasa yang memiliki Covid-19 dapat memiliki masalah kesehatan jangka panjang lainnya seperti kelelahan, kehilangan penciuman atau rasa, dan sesak napas.
Gejalanya bisa berlangsung sebulan atau lebih, CDC memperingatkan dan termasuk disfungsi kognitif dalam bentuk pelupa, kehilangan memori atau kabut otak.
Kabut Otak
Kabut Otak telah menjadi gejala yang tercatat di situs Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai bagian dari gejala dalam long Covid.