“Masalah memori yang dilaporkan sendiri juga merupakan faktor risiko untuk gangguan kognitif ringan atau demensia di kemudian hari,” katanya.
Meskipun ada keterbatasan dalam penelitian karena dilaporkan sendiri yang membuat risiko peserta tidak memberikan gambaran yang akurat 100 persen, penelitian sebelumnya telah mendaftarkannya demensia dan kabut otak sebagai gejala yang bisa datang setelah infeksi Covid-19 selesai.
Peneliti menyimpulkan jika Covid-19 dapat berdampak negatif pada memori bahkan 8 bulan setelah memiliki kasus penyakit ringan.
Dan ini dapat dikaitkan dengan memburuknya kesehatan para penyintas setelah masa infeksi Covid-19.
Hubungan Covid-19 dan Penurunan Fungsi Kognitif
Salah satu temuan awal paling signifikan yang dipresentasikan di AAIC 2021 pada konsorsium Yunani dan Argentina, menyimpulkan jika lansia lebih sering mengalami gangguan kognitif yang bertahan lama.
Ini termasuk kehilangan kemampuan penciuman atau anosmia yang terus-menerus, setelah pulih dari Covid-19.
Kemudian, mereka juga menjelaskan jika pasien Covid-19 yang menunjukkan gejala neurologis cenderung memiliki penanda biologis dalam darah mereka yang mengindikasikan cedera otak, peradangan saraf, dan Alzheimer.
Individu yang mengalami penurunan kognitif setelah Covid-19 lebih cenderung memiliki kadar oksigen darah rendah setelah aktivitas fisik yang singkat serta berada dalam kondisi fisik yang lebih buruk secara keseluruhan.
“Data baru ini menunjukkan tren yang mengganggu yang menunjukkan infeksi Covid-19 yang mengarah pada gangguan kognitif yang bertahan lama dan bahkan gejala Alzheimer," kata Heather M. Snyder, PhD, Wakil Presiden Hubungan Medis dan Ilmiah Asosiasi Alzheimer.
Masih dalam penelitian yang sama, dijelaskan jika 1 dari 4 orang memiliki masalah tambahan dengan kognisi, termasuk masalah dengan bahasa dan disfungsi eksekutif, seperti kesulitan mengatur, salah menempatkan item, dan tidak mampu mengatasi frustrasi.
Hal ini dikaitkan dengan masalah yang terus-menerus dalam fungsi penciuman tetapi tidak dengan tingkat keparahan penyakit Covid-19 ketika masa infeksi.
“Kami mulai melihat hubungan yang jelas antara Covid-19 dan masalah dengan kognisi beberapa bulan setelah infeksi,” kata Dr. Gabriel de Erausquin dari Pusat Ilmu Kesehatan Universitas Texas di San Antonio Long School of Medicine.
“Sangat penting kita terus mempelajari populasi ini, dan yang lainnya di seluruh dunia, untuk jangka waktu yang lebih lama untuk lebih memahami dampak neurologis jangka panjang dari Covid-19,” katanya. (Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)
Baca Artikel Terkait Covid-19 Lainnya