Virus Corona

Bisa Terjadi seusai Isolasi Mandiri, Studi Jelaskan Kaitan Infeksi Covid-19 dan Efek Demensia

Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Atri Wahyu Mukti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi sakit kepala. Covid-19 berpotensi menyebabkan pasien mengalami penurunan fungsi kognitif berkepanjangan

TRIBUNWOW.COM - Gejala kehilangan memori atau demensia telah dilaporkan terjadi pada 1 dari 10 pasien Covid-19 gejala ringan yang merupakan pasien isolasi madiri.

Penyintas Covid-19 bahkan bisa mengalaminya selama delapan bulan sejak terinfeksi Covid-19. 

Hal tersebut merupakan hasil penelitian terbaru yang dipresentasikan pada Konferensi Internasional Asosiasi Alzheimer (AAIC) tentang Covid-19 dan efek neurokognitifnya.

Baca juga: Bukan Hanya Kelelahan, Kabut Otak Juga Bisa Terjadi selepas Isolasi Mandiri Covid-19, Ini Tandanya

Baca juga: Selain Jaga Imun saat Isolasi Mandiri Covid-19, 7 Vitamin Ini juga Bisa Kurangi Risiko Depresi

Penelitian tersebut berasal dari para peneliti di Norwegia dan juga sudah diterbitkan di jurnal JAMA Network, yang bisa diakses bebas oleh pembaca. 

Para ilmuwan melibatkan lebih dari 53 ribu peserta antara 1 Februari dan 15 April 2020.

Orang dewasa ini termasuk mereka yang dites positif Covid-19, mereka yang dites negatif, dan sejumlah besar individu yang belum diuji untuk mewakili populasi umum.

Lebih dari 13 ribu peserta menanggapi kuesioner yang dikirim oleh Arne Soraas, PhD, dari Oslo University Hospital di Norwegia, dan rekan-rekannya dan sekitar 9 ribu ditindaklanjuti.

Usia rata-rata peserta adalah 47, dan 66 persen peserta adalah perempuan.

Soraas dan timnya menemukan bahwa lebih dari 1 dari 10 pasien melaporkan kehilangan ingatan, dan yang pali lama adalah sekitar 8 bulan setelah dites positif.

Setidaknya 41 persen dari mereka yang melaporkan mengalami masalah ingatan beberapa bulan setelah infeksi mengatakan kesehatan mereka secara keseluruhan juga memburuk selama setahun terakhir.

Dari mereka yang dites positif 8 bulan setelah infeksi, sekitar 11 persen melaporkan kehilangan ingatan, dan 12 persen mengalami masalah konsentrasi.

Baca juga: Setelah Isolasi Mandiri, CDC Laporkan 1 dari 3 Orang Dewasa Alami Long Covid, Paling Banyak Wanita

Mereka yang dites positif dua kali lebih mungkin melaporkan masalah kognitif.

Mereka juga melaporkan lebih banyak masalah memori daripada mereka yang dites negatif atau populasi yang belum diuji.

Selain itu, lebih dari 50 persen pasien mengalami kelelahan terus-menerus, dengan 20 persen mengatakan ini membatasi pekerjaan dan aktivitas kehidupan mereka secara umum.

Gejala yang dilaporkan relatif sama oleh ketiga kelompok adalah perasaan tertekan, kurang energi, atau nyeri.

“Masalah memori yang dilaporkan sendiri juga merupakan faktor risiko untuk gangguan kognitif ringan atau demensia di kemudian hari,” katanya.

Meskipun ada keterbatasan dalam penelitian karena dilaporkan sendiri yang membuat risiko peserta tidak memberikan gambaran yang akurat 100 persen, penelitian sebelumnya telah mendaftarkannya demensia dan kabut otak sebagai gejala yang bisa datang setelah infeksi Covid-19 selesai.

Peneliti menyimpulkan jika Covid-19 dapat berdampak negatif pada memori bahkan 8 bulan setelah memiliki kasus penyakit ringan.

Dan ini dapat dikaitkan dengan memburuknya kesehatan para penyintas setelah masa infeksi Covid-19.

Hubungan Covid-19 dan Penurunan Fungsi Kognitif

Salah satu temuan awal paling signifikan yang dipresentasikan di AAIC 2021 pada konsorsium Yunani dan Argentina, menyimpulkan jika lansia lebih sering mengalami gangguan kognitif yang bertahan lama.

Ini termasuk kehilangan kemampuan penciuman atau anosmia yang terus-menerus, setelah pulih dari Covid-19.

Kemudian, mereka juga menjelaskan jika pasien Covid-19 yang menunjukkan gejala neurologis cenderung memiliki penanda biologis dalam darah mereka yang mengindikasikan cedera otak, peradangan saraf, dan Alzheimer.

Individu yang mengalami penurunan kognitif setelah Covid-19 lebih cenderung memiliki kadar oksigen darah rendah setelah aktivitas fisik yang singkat serta berada dalam kondisi fisik yang lebih buruk secara keseluruhan.

“Data baru ini menunjukkan tren yang mengganggu yang menunjukkan infeksi Covid-19 yang mengarah pada gangguan kognitif yang bertahan lama dan bahkan gejala Alzheimer," kata Heather M. Snyder, PhD, Wakil Presiden Hubungan Medis dan Ilmiah Asosiasi Alzheimer.

Masih dalam penelitian yang sama, dijelaskan jika 1 dari 4 orang memiliki masalah tambahan dengan kognisi, termasuk masalah dengan bahasa dan disfungsi eksekutif, seperti kesulitan mengatur, salah menempatkan item, dan tidak mampu mengatasi frustrasi.

Hal ini dikaitkan dengan masalah yang terus-menerus dalam fungsi penciuman tetapi tidak dengan tingkat keparahan penyakit Covid-19 ketika masa infeksi.

“Kami mulai melihat hubungan yang jelas antara Covid-19 dan masalah dengan kognisi beberapa bulan setelah infeksi,” kata Dr. Gabriel de Erausquin dari Pusat Ilmu Kesehatan Universitas Texas di San Antonio Long School of Medicine.

“Sangat penting kita terus mempelajari populasi ini, dan yang lainnya di seluruh dunia, untuk jangka waktu yang lebih lama untuk lebih memahami dampak neurologis jangka panjang dari Covid-19,” katanya. (Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)

Baca Artikel Terkait Covid-19 Lainnya