Merantau ke Pulau Bangka
Bertekad melunasi utang-utangnya, ia akhirnya memilih merantau ke Pulau Bangka di 2012, bekerja di perkebunan sawit.
Setahun berikutnya, istri dan dua anaknya menyusul.
Sumini (44), istri Ngadiono mengungkapkan penghasilan sebagai buruh harian di kebun sawit tidaklah besar.
Namun ia dan suami seakan tak ada pilihan lain, demi melunasi sisa utang yang ada.
"Per hari suami dibayar Rp 50 ribu, saya Rp 40 ribu.
Kami lalu memutuskan kembali lagi ke kampung karena hasil yang didapat terlalu kecil," tuturnya.
Baca juga: Kisah Sedih Nenek Rosmawati, Hidup Sendirian di Gubuk, Kaki Nyaris Lumpuh, Tak Pernah Dijenguk Anak
Tinggal di Gubuk di Tengah Hutan
Tahun 2018, mereka sempat menempati gubuk di tengah hutan.
Barulah sekitar 4 bulan terakhir ini, Ngadiono dan Sumini menempati kandang tersebut, keduanya kini mencari penghasilan sebagai petani penggarap.
Adapun pasangan suami-istri ini memiliki 4 anak.
Anak nomor 2 kini menetap bersama kerabat Sumini di Semanu.
Anak pertama tinggal di rumah neneknya yang tak jauh dari kediaman orang tuanya saat ini, namun terkadang ikut tinggal bersama.
Demikian pula dua anak lainnya, di mana satu di antaranya masih harus menjalani pembelajaran virtual.
Ngadiono mengatakan anaknya tersebut hanya mengandalkan perangkat komunikasi sederhana agar tetap bisa mengikuti pembelajaran.