Virus Corona

Lama Duduk Bisa Bahaya bagi Kesehatan, Ini Aktivitas Fisik yang Bisa Dilakukan saat Isoman Covid-19

Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Atri Wahyu Mukti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi duduk terlalu lama

TRIBUNWOW.COM - Duduk terlalu lama memiliki dampak buruk bagi kesehatan tubuh dan juga kesehatan mental.

Bahkan dalam dunia kesehatan terdapat istilah 'sitting is the new smoking' yang menggambarkan bahaya duduk yang menyerupai bahaya merokok. 

Hal itu juga disampaikan oleh Terlebih disampaikan oleh Dr. dr. Denny Agustiningsih, M. Kes yang merupakan pengajar Fisiologi Olahraga dan Kardiovaskuler di Universitas Gajah Mada (UGM).

Baca juga: Bisa Bikin Mudah Lupa dan Sulit Fokus saat Isoman, Ini 6 Penyebab Kabut Otak Selain Infeksi Covid-19

Baca juga: Ingin Beri Makanan ke Pasien Covid-19 yang Isoman? Kenali Warna Sayuran dan Artinya bagi Kesehatan

"Jadi orang duduk lama itu sama dengan orang yang merokok, risiko untuk menderita penyakitnya sama," jelasnya dalam diskusi virtual bertajuk Olahraga dan Nutrisi Pada Isolasi Mandiri yang tayang di Youtube KAGAMA Channel pada Selasa (10/8/2021).

Peringatan bahaya duduk terlalu lama biasanya disampaikan berbarengan dengan manfaat berolahraga bagi tubuh.

Bagi orang yang sehat, dianjurkan untuk menjalani olahraga selama 150 menit setiap minggu untuk memaksimalkan kebugaran tubuh dan kesehatan. 

Sebaliknya, kekurangan olahraga juga tidak baik bagi kesehatan.

Tetapi sayangnya bagi pasien isolasi mandiri terutama yang bergejala tidak dianjurkan untuk berolahraga. 

Selain itu disampaikan juga bahwa terdapat data yang mengatakan adanya peningkatan aktivitas duduk dan penurunan aktivitas fisik bagi pasien isolasi mandiri. 

Hal yang masuk akal karena pasien isolasi mandiri memang dianjurkan untuk istirahat selama masa pemulihan. 

Baca juga: WHO Sampaikan Poin Penting dalam Merawat Keluarga dengan Covid-19 yang Isolasi Mandiri di Rumah

Pasien Covid-19 dengan gejala ringan hanya dianjurkan melakukan aktivitas harian yang tidak berat meski mereka merasa mampu. 

Aktivitas yang bisa dilakukan hanya merupakan aktivitas harian seperti menyapu ruangan isolasi, merapikan tempat tidur, mencuci bagu sendiri, dan mencuci peralatannya sendiri. 

Ketika pasien sudah tidak merasa gejala atau pasien tanpa gejala bisa menjalani olahraga tapi hanya olahraga ringan. 

"Senam ringan, disarankan menggunakan iringan musik, berjalan kaki mulai dari kecepatan rendah hingga sedang, kemudian juga jaraknya pendek-pendek saja kemudian ditingkatkan," ujarnya. 

Olahraga juga perlu diseling dengan melakukan peregangan. 

Jika pasien tanpa gejala mampu melakukan olahraga yang lebih berat, dianjurkan melakukan olagraga beban yang menggunakan beban dirinya seperti push up dan squat, tetapi hanya sebagai selingan dan pastikan tidak terlalu lelah. 

Olahraga itu juga tidak bisa dilakukan di minggu awal pasien terinfeksi Covid-19.

Pasien juga tidak dianjurkan melakukan olahraga yang melibatkan lari, lompat-lompat, berenang, bersepeda, dan angkat beban.

"Ini sama sekali tidak boleh karena olahraga yang berat ini akan mengganggu pembentukan sistem imun, akan melemahkan sistem imun, dan bahkan menimbulkan keadaan yang tidak diinginkan," ujarnya. 

Kemudian jika terjadi batuk-batuk, nyeri dada, nyeri kepala segera hentikan aktivitas fisik dan segera menghubungi tenaga kesehatan.

Hal tersebut minimal bisa mengurangi pasien Covid-19 dari kebanyakan duduk atau tiduran. 

Mengutip dari Better Health Channel, yang merupakan laman kesehatan milik Pemerintah Australia, disampaikan beberapa penyakit yang telah dikaitkan dengan duduk terlalu lama, diantaranya yaitu:

1. Pengecilan Otot

Duduk dalam waktu lama dapat menyebabkan pelemahan dan pengecilan otot kaki besar dan gluteal.

Otot-otot besar ini penting untuk berjalan dan menstabilkan tubuh.

Jika otot-otot ini, tubuh akan lebih mungkin melukai diri sendiri karena jatuh, dan dari ketegangan saat Anda berolahraga.

2. Berat Badan Meningkat

Menggerakkan otot membantu tubuh mencerna lemak dan gula yang  telah dimakan.

Jika menghabiskan banyak waktu untuk duduk, pencernaan tidak seefisien itu, sehingga menyimpan lemak dan gula itu sebagai lemak di tubuh.

3. Kecemasan dan Depresi

Belum dipahami dengan baik hubungan antara duduk dan kesehatan mental.

Tetapi ada risiko kecemasan dan depresi lebih tinggi pada orang yang lebih banyak duduk berdasarkan riset.

Ini mungkin karena orang yang menghabiskan banyak waktu duduk kehilangan efek positif dari aktivitas fisik dan kebugaran.

Jika demikian, bangun dan bergerak dapat membantu.

4. Penyakit Jantung dan Stroke

Duduk dalam waktu lama telah dikaitkan dengan penyakit jantung.

Satu studi menemukan bahwa pria yang menonton televisi lebih dari 23 jam seminggu memiliki risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular 64 persen lebih tinggi daripada pria yang hanya menonton televisi 11 jam seminggu.

Beberapa ahli mengatakan bahwa orang yang tidak aktif dan duduk dalam waktu lama memiliki risiko 147 persen lebih tinggi untuk menderita serangan jantung atau stroke.

5. Diabetes

Penelitian telah menunjukkan bahwa bahkan lima hari berbaring di tempat tidur dapat menyebabkan peningkatan resistensi insulin dalam tubuh.

Ini akan menyebabkan gula darah di dalam tubuh meningkat dibandingkan pada orang normal lainnya.

Penelitian menunjukkan bahwa orang yang menghabiskan lebih banyak waktu duduk memiliki risiko diabetes 112 persen lebih tinggi. (Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)

Baca Artikel Terkait Isolasi Mandiri Lainnya