Tips Kesehatan

Micin Bisa Bikin Bodoh? Ini Alasan Orang Berpikir Begitu dan Bagaimana Efek MSG bagi Kesehatan

Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasu Makanan ber-MSG. Mitos yang menyebut mengonsumsi micin bisa membuat bodoh ternyata tidak hanya beredar di Indonesia. Bagaimana faktanya?

Selain itu, penelitian dari dr. John Olney di Amerika Serikat juga banyak melakukan penelitian terkait MSG dengan cara menyuntikkannya kepada hewan. 

Dalam akun Instagramnya @najwashihab, pada Sabtu (21/8/2021) diterangkan bahwa mitos terkait efek buruk micin justru terjadi sekitar tahun 1950 dan terjadi di Amerika Serikat. (Instagram@najwashihab)

Penelitian tersebut menyebutkan jika MSG bisa menyebabkan kerusakan otak, obesitas, dan gangguan perilaku. 

"Tikus diinjeksi kepalanya dengan dosis MSG dalam jumlah banyak, yang kalau dikonfersi ke manusia itu sama dengan mungkin beberapa ratus gram."

"Manusia tidak mungkin mengonsumsi sebesar itu, karena dia diregulasi sebagai penambah rasa dan bersifat self limiting."

"Karena itu tidak ada aturan penggunaan, maka silakan gunakan secukupnya," kata Guru Besar Keamanan Pangandan Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB), Ahmad Sulaeman.  

Video tersebut kemudian viral di media sosial, dalam waktu sekitar 2 jam, video tersebut mendapat lebih dari 630 ribu tayangan dan 54 ribu like.  

Aman bagi Kesehatan

Berdasarkan Healthline, pola makan menggunakan micin atau MSG seharusnya memiliki sedikit atau tidak berpengaruh pada otak, karena tidak dapat melewati sawar darah-otak dalam jumlah besar.

Secara keseluruhan, tidak ada bukti kuat bahwa MSG bertindak sebagai eksitotoksin bila dikonsumsi dalam jumlah normal.

Dosis ambang yang menyebabkan gejala tampaknya sekitar 3 gram per makanan hingga 5 gram.

Namun, perlu diingat bahwa 3 gram adalah dosis yang sangat tinggi, sekitar enam kali lipat dari asupan harian rata-rata di AS.

Selain itu, otoritas di AS yang mengatur soal obat dan makanan (FDA) menganggap penambahan MSG ke makanan sebagai hal yang umum dan aman.

Meskipun banyak orang mengidentifikasi diri mereka sensitif terhadap micin, dalam penelitian dengan individu yang diberi MSG atau plasebo, para ilmuwan belum mampu secara konsisten memicu reaksi.

Tetapi FDA mengharuskan makanan yang mengandung tambahan micin mencantumkannya di panel bahan pada kemasan sebagai monosodium glutamat.

Namun, MSG terjadi secara alami dalam bahan-bahan seperti protein nabati terhidrolisis, ragi terautolisis, ragi terhidrolisis, ekstrak ragi, ekstrak kedelai, dan isolat protein, serta dalam tomat dan keju.

Halaman
123