Virus Corona

Apakah Hirup Uap Panas saat Isolasi Mandiri Bisa Bikin Virus Covid-19 Mati? Cek Faktanya

Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi uap panas. Terbaru, Beredar video yang melalui pesan berantai di aplikasi media sosial yang menyampaikan bahwa menghirup uap panas dapat mematikan Covid-19, benarkah?

TRIBUNWOW.COM - Beberapa waktu lalu sempat beredar video yang disebarkan melalui pesan berantai di aplikasi media sosial yang menyampaikan bahwa menghirup uap panas dapat mematikan Covid-19. 

Dilansir dari situs resmi satuan tugas (Satgas) Covid-19, video tersebut memiliki narasi yang menyatakan virus Covid-19 akan perlahan-lahan mati dengan uap panas.

"Muncul kasus Covid-19 baru di Tiongkok, namun tidak menelan korban sebab masyarakat Tiongkok rajin meminum air panas 6 kali sehari, meminum susu panas dan teh panas 4 kali sehari, serta rajin menghirup uap panas." tulis Satgas Covid-19, Minggu (27/7/2021).

"Video tersebut juga menyatakan bahwa jika rajin melakukan kebiasaan tersebut, maka virus Corona yang berada di dalam tubuh akan perlahan-lahan mati." 

Video tersebut ternyata tidak hanya beredar di Indonesia tetapi juga beredar di berbagai belahan dunia. 

Organiasai Kesehatan Dunia (WHO) juga merespon viralnya video tersebut. 

Baca juga: Kenali Tahapan Gejala Covid-19 dan Gejala Berat yang Bisa Terjadi saat Pasien Isolasi Mandiri

Dijelaskan dalam hasil penelitian oleh sekelompok peneliti dari Universitas St. Thomas, Minnesota, Amerika Serikat bahwa temperatur tinggi benar bisa melemahkan partikel Covid-19 di permukaan benda.

Tetapi meskipun begitu metode tersebut tidak dapat memberikan hasil yang efektif ketika virus Covid-19 telah masuk ke dalam tubuh manusia.

Steam atau uap panas tidak direkomendasikan sebagai pengobatan untuk Covid-19 baik oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS atau WHO.

Dengan begitu, Satgas Covid-19 menyimpulkan video tersebut bisa dikatakan informasi yang salah atau hoaks.

Dikutip dari Reuters, seorang perwakilan dari CDC sebelumnya mengatakan bahwa dia tidak mengetahui adanya studi ilmiah yang menunjukkan terapi uap membantu bagi pasien Covid-19.

Menghirup uap telah digunakan sebagai obat rumah untuk pilek dan infeksi saluran pernapasan atas.

Tetapi penelitian ilmiah telah menemukan bahwa itu memiliki sedikit manfaat yang terbukti, tetapi dapat menyebabkan efek samping yang merugikan yang serius seperti luka bakar.

“Teknik biasa menutupi kepala dengan handuk di atas panci berisi air panas berbahaya karena uap, cairan panas, atau bahkan kemungkinan kontak dengan wadah”, kata sebuah studi dari Asosiasi Dokter Anak Spanyol.

Baca juga: Perlu Waspada, Kenali Perburukan Gejala dan Kapan Baiknya Pasien Covid-19 yang Isoman Dibawa ke RS

Baca juga: Bukan Obat Covid-19, Ini 3 Fakta Susu dalam Kesehatan, Tetap Baik Dikonsumsi saat Isolasi Mandiri

Rumah Sakit Anak Birmingham di Inggris telah mengeluarkan kembali peringatan tentang risiko yang terkait dengan menghirup uap panas.

Halaman
12