"Kebhinekaan itu tidak bisa dipisahkan dari Tunggal Ika, jadi jangan mengedepankan Kebinekaan. Yang harus dikedepankan adalah persatuan dalam Kebhinekaan," ujar Fadli Zon.
Dalam cuitannya di Twitter, Fadli juga pernah menyinggung bahwa aksi pemasangan baliho sama saja menjuri start kampanye.
Dalam forum tersebut, Fadli Zon tak menampik dan menyakini bahwa konteks pemasangan baliho tersebut adalah pesta demokrasi 2024.
"Ini tidak bisa dilepaskan dari konteks (Pilpres), apalagi yang terlibat adalah orang-orang pengambil keputusan," ujar Fadli Zon.
Baca juga: Positive Thinking, Fadli Zon Berharap Jokowi Tak Sengaja Izinkan Rektor UI Rangkap Jabatan
Simak videonya mulai menit ke 9.10:
Di forum yang sama, Haikal Hassan juga angkat bicara terkait tebaran baliho tersebut.
Haikal Hassan atau yang akrab disapa Babe Haikal melayangkan sindiran terkait ramai baliho Puan Mahrani yang dipasang di sejumlah tempat.
Dilansir TribunWow.com, Haikal menyebut uang yang digunakan untuk menyewa baliho bisa digunakan untuk membantu masyarakat yang terdampak pandemi.
Pasalnya, kata dia, untuk sewa satu baliho dalam waktu enam bulan diperlukan biaya hingga Rp 2 miliar.
Ia pun mempertanyakan nurani para politisi yang memasang baliho saat masyarakat tengah kesusahan menghadapi pandemi.
"Kita nih bicara rakyat, kita bicara nurani," kata Haikal.
"Kalau tadi dibahas soal popularitas, oke deh kita nih rakyat."
"Tanyakan nuranimu masing-masing, dengan memasang dari Aceh sampai Papua, kira-kira berapa total biayanya?," sambungnya.
Haikal menganggap tak pantas para politisi sudah memulai kampanye Pilpres 2024 saat ini.
Ia pun menyebut PDI Perjuangan (PDIP) sudah ingin segera mengganti Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang diusung di Pilpres 2014 hingga 2019 lalu.