TRIBUNWOW.COM -Â Tingginya penularan Covid-19, membuat banyak masyarakat yang memilih mengonsumsi obat-obatan terapi.
Terlebih seperti yang diketahui, sejauh ini belum ada obat khusus yang terbukti ampuh sembuhnya pasien Covid-19.
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin juga mengungkapkan terjadi lonjakan kebutuhan obat terapi Covid-19.
Lonjakan tersebut mencapai sekitar 12 kali lipat, sehingga perlu peningkatan kapasitas produksi obat.
Baca juga: Bagaimana Kondisi Kesehatan Janin atau Bayi saat Ibu Hamil Terinfeksi Covid-19?
Baca juga: Gejala Covid-19 Mirip dengan Influenza, dr Tirta Sebut Bedanya Baru akan Terlihat di Hari ke- 4
"Kami menyadari ini (lonjakan kebutuhan obat). Kami sudah melakukan komunikasi dengan teman-teman di Gabungan Pengusaha Farmasi."
"Dan sudah mempersiapkan dengan mengimpor bahan baku obat, memperbesar kapasitas produksi, serta mempersiapkan juga distribusinya," katanya dilansir Tribunhealth.com dari sistus resmi kemkes.go.id.
Menurut penuturannya, butuh waktu antara 4 sampai 6 minggu agar kapasitas produksi obat dalam negeri bisa memenuhi kebutuhan peningkatan obat-obatan sebanyak 12 kali lipat.
Ia pun berharap pada awal Agustus ini, obat-obat yang dicari masyarakat bisa masuk ke pasar secara lebih signifikan.
"Mudah-mudahan di awal Agustus beberapa obat-obatan yang sering dicari masyarakat misalnya Azithromycin, Oseltamivir, maupun Favipiravir itu sudah bisa masuk ke pasar secara lebih signifikan," ucap Budi.
Baca juga: Beda dengan Sinovac, Vaksin Moderna dan Pfizer Berbasis mRNA, Simak Cara Kerja dan Keunggulannya
Baca juga: Merupakan Gejala Covid-19, Ini Herbal yang Bisa Bantu Redakan Batuk saat Isolasi Mandiri
Lebih lanjut, Budi menghimbau kepada masyarakat untuk bisa menggunakan obat dengan bijak.
"Jadi obat ini (Azithromycin, Oseltamivir, Favipiravir, Remdesivir, Actemra, dan Gamaras) adalah obat yang harus diberikan dengan resep dokter."
"Untuk 3 obat seperti Gamaras, Actemra, dan Remdesivir itu harus disuntikkan dan hanya bisa dilakukan di rumah sakit."
"Jadi tolong biarkan obat-obatan ini digunakan sesuai dengan prosedur," tambah Budi.
Pasalnya banyak masyarakat yang membeli obat-obat tersebut untuk dijadikan stok di rumah.
Padahal obat-obat itu seharusnya dipakai sebagai resep untuk orang yang sakit.