Terkini Nasional

Viral Baliho Puan Maharani di Blitar Bertuliskan Open BO, Begini Kata Polisi dan Reaksi Kader PDIP

Penulis: Rilo Pambudi
Editor: Rekarinta Vintoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi baliho bergambar Ketua DPR Puan Maharani terpasang di sejumlah titik di Jawa Timur. Terbaru, beredar foto baliho Puan Mahaerani dicerot dengan tulisan 'Open BO' di Blitar, Jawa Timur, Minggu (25/7/2021).

TRIBUNWOW.COM - Sebuah Baliho bergambar Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Puan Maharani, viral di media sosial.

Pasalnya, baliho Puan Maharani yang diketahui terletak di kantor Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Kabupaten Blitar, Jawa Timur menjadi sasaran vandalisme.

Dilansir TribunWow.com, baliho anak perempuan Megawati Soekarnoputri tersebut dicoret-coret oleh orang tidak dikenal (OTK).

Baca juga: Bantah sebagai Masalah Internal, Sekjen Demokrat Contohkan Kasus Megawati dan PDI soal Kudeta Partai

Yang heboh menjadi sorotan, baliho Puan dicoret dengan kata bertuliskan 'Open BO' menggunakan cat semprot warna hitam.

Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Blitar AKBP Leonard M Sinambela membenarkan adanya tindak vandalisme pada baliho Puan tersebut.

Pihak kepolisian sedang melakukan penyelidiki dan mencari dalang dari pelaku pencoretan tersebut.

Polisi menyebut kasus tersebut sebagai tindak penghinaan terhadap pejabat tinggi negara.

Pelaku bisa dikenakan pasal berlapis sebagaimana diatur dalam Pasal 207 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

“Iya benar, ada laporan itu ke kami. Yang sesuai laporan (LP) pelapor adalah pejabat DPC PDIP Kabupaten Blitar, kemarin (23/7/2021)," ujar Leo dikutip dari Kompas.com, Sabtu (24/7/2021) sore.

Leo menambahkan, kasus vandalisme yang menyasar baliho Puan Maharani itu dilaporkan oleh anggota DPC PDIP Kabupaten Blitar.

"Kami gunakan Pasal 170 KUHP, juncto pasal 406 KUHP, subsider Pasal 207 KUHP dan Pasal 310 KUHP," ucap Leo.

Baca juga: Kepala Daerah Ngaku Tak Punya Dana untuk Lockdown, Politisi PDIP: Uangnya Ada, tapi Gak Dipakai

Baca juga: Bongkar Alasan Dukung Puan Jadi Capres 2024 ketimbang Ganjar, Politisi PDIP: Cita-cita Kan Boleh

Coretan Open BO di Samping Wajah Puan

Diperkirakan, perbuatan vandalisme itu dilakukan pada Kamis (22/7/2021) dini hari.

Aksi vandalisme tersebut mulanya dilaporkan oleh seorang kader PDI Perjuangan ke Polres Blitar, Jumat (23/7/2021).

Pelaporan itu dilakukan setelah kader melihat adanya coretan menggunakan cat hitam pada baliho yang memajang foto Puan Maharani.

Pada baliho berukuran sekitar 2x3 meter itu terdapat coretan 'Open BO'.

Posisinya coretan tepat di dekat foto Puan Maharani.

Baliho terpasang di ketinggian sekitar tiga meter dari tanah, sehingga pelaku vandalisme itu tentu harus menggunakan tangga atau upaya tertentu untuk membuat coretan.

Baliho tersebut dipasang menjelang pelaksanaan rapat kerja daerah (Rakerda) DPD PDI Perjuangan Jawa Timur yang berlangsung di Blitar bulan lalu, Senin (21/6/2021).

Pada rapat kerja tersebut, seluruh perwakilan DPC PDI Perjuangan di seluruh Jawa Timur mengusulkan PDI Perjuangan mengusung Puan Maharani sebagai calon presiden 2024.

Baca juga: Soal Presiden 3 Periode, Pakar Komunikasi Politik: Kalau PDIP dan Gerindra Gabung Apa pun Bisa

Tanggapan Kader PDIP

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Timur dari Fraksi PDI Perjuangan, Guntur Wahono, memberikan komentar vandalisme di baliho Puan Maharani.

Guntur menduga, aksi vandalisme tersebut disinyalir bermuatan politis dan berniat mengadu domba antarkader partai berlambang banteng bermoncong putih tersebut.

"Nampaknya ada pihak-pihak eksternal di luar intern PDIP yang berusaha membuat persoalan di intern kader PDI-P," tuturnya, Sabtu.

Sampai berita ini ditulis, belum banyaak anggota Faksi PDIP yang memberikan komentar terkait vandalisme tersebut.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Baliho Puan Maharani Dicoreti "Open BO", Polda Jatim Lakukan Penyelidikan", dan Soal Baliho Puan Maharani Dicoreti “Open BO”, Polisi Pandang sebagai Penghinaan Pejabat Tinggi Negara"