"Dia ngobrol begitu tuh dengan tegar, maksudnya enggak nangis," sambungnya.
Menangis saat Diberi Tahu
Margono menyebut Vino sempat menangis dan kebingungan saat diberi tahu kedua orangtuanya meninggal dunia.
"Kami sampaikan ke dia ayah dan ibunya sudah meninggal. Respons dia menangis. Kata dia, kok bisa meninggal, ayah dan ibu kan masih muda," tutur Margono meniru.
"Tapi setelah itu terhibur lagi, banyak keluarga, saudara beri dia makanan, di rumah ramai banyak yang nemani."
Margono menceritakan, Kino jatuh sakit sekitar tiga minggu lalu.
Saat itu, keluarga menduga penjual cilok itu sakit tipes.
Keluarga tak menyangka Kino terpapar Covid-19 karena pada 29 Juni 2019 lalu korban disuntik vaksin pertama.
Meski dalam kondisi tak fit, Kino masih berjualan cilok keliling dan sempat kehujanan.
"Makan muntah, makan muntah. Sudah diperiksa medis dan diberi obat tapi enggak kunjung sembuh," jelas Margono.
"Tapi setelah di rumah sakit diperiksa hasil swab positif (Covid-19) tepat 11 Juli. Oleh petugas medis, diberi obat, vitamin, suruh isolasi di rumah."
Saat itu Kino dibawa pulang ke rumah.
Namun, mengetahui sang suami terpapar Covid-19, kondisi Lina ikut drop.
Selain tengah hamil lima bulan, Lina juga memiliki riwayat penyakit asma.
"Di rumah suaminya juga makin drop. Akhirnya dijemput pihak Rumah Sakit Harapan Insan Sendawar biar perawatan di sana."
"Di saat itulah mereka terpisah. Vino di rumah, ayah dan ibunya di rumah sakit hingga meninggal. Ibunya meninggal 19 Juli. Ayahnya 20 Juli." (TribunWow.com/Rilo/Tami)