Rektor UI Rangkap Jabatan

Samakan dengan RUU KPK hingga Omnibuslaw, Said Didu soal Rangkap Jabatan Rektor UI: Hati-hati Kalian

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (18/8/2020). Terbaru, Said Didu buka suara soal polemik rangkap jabatan Rektor UI Ari Kuncoro.

"Kemudian mengatakan banyak investor mengeluh maka diubahlah Omnibuslaw."

"Pengusaha tambang yang masa pertambangannya habis maka diubah undang-undang."

Said mengaku khawatir Indonesia akan berakhir menjadi negara otoriter.

"Apakah ini awal rontoknya negara hukum dan menjadi negara otoriter?"

"Itu sinyal bahaya dari negara ini," tukasnya.

Baca juga: Soroti Nyinyiran Netizen ke Ari Kuncoro, Rocky Gerung: Mestinya Rektor UI Sudah Pingsan Hari Ini

Baca juga: Refly Harun soal Jokowi Izinkan Rektor UI Rangkap Jabatan: Rp 1 M per Bulan, Siapa Tak Tergiur?

Simak videonya berikut ini mulai menit ke-1.35:

Komentar Arteria Dahlan

Di sisi lain, Politisi Partai PDI Perjuangan (PDIP) Arteria Dahlan turut meminta Ari Kuncoro mundur dari jabatan Rektor Universitas Indonesia (UI).

Dilansir TribunWow.com, Arteria Dahlan menilai Ari Kuncoro bahkan telah melakukan perbuatan memalukan karena merangkap jabatan rektor UI dan wakil komisaris Bank Rakyat Indonesia (BRI).

Karena itulah, Arteria Dahlan meminta Ari Kuncoro segera mundur.

Baca juga: Rektor UI Jadi Olok-olok di Twitter, Potongan Video Jokowi Viral: Tidak Boleh Rangkap Jabatan

Baca juga: Refly Harun soal Jokowi Izinkan Rektor UI Rangkap Jabatan: Rp 1 M per Bulan, Siapa Tak Tergiur?

Menurut Arteria, Ari Kuncoro seharusnya fokus melaksanakan tugas sebagai rektor UI.

"Yang bersangkutan harusnya mundur aja jadi rektor kalau punya keinginan lain," kata Arteria, dikutip dari Kompas.com, Rabu (21/7/2021).

"Ngurusin UI saja kalau benar-benar diurus itu waktunya sangat kurang, apalagi kalau harus berbagi perhatian walau jadi komisaris sekalipun."

"Masa iya sih dia itu Presiden Republik UI, posisi politik yang sangat tinggi, kok masih mau ambil jabatan komisaris BUMN yang notabene anak buah seorang menteri."

"Saya sih merasa terlecehkan," lanjutnya.

Halaman
1234