Namun saat Jardel tahu dia sukses bersama Persib Bandung, cerita sedih itu menjadi kenangan yang berharga bagi dirinya.
Baca juga: Persib Bandung Tetap Lanjutkan Program Latihan Mandiri, Robert Alberts: Kami Ikut Aturan Pemerintah
Sehingga Jardel tak melupakan kisah susahnya dulu, karena itu bagian dari perjalanan hidupnya meraih cita-cita.
“Yang jelas saya bangga dan senang. Itu adalah momen yang berharga buat perjalanan karier saya,” ucapnya.
Bisa tembus skuad Persib Bandung senior menjadi kebanggaan tersendiri bagi Mario Jardel, terlebih perjuangan yang telah dilaluinya.
Sebab perjuangannya tak sia-sia untuk mewujudkan cita-citanya menjadi pemain sepak bola profesional.
“Perasaannya pasti sangat senang dan bangga karena akhirnya saya bisa bergabung bersama Persib sebagai pemain senior. Ini cita-cita saya sejak kecil,” ujarnya.
Meskipun sudah meraih cita-citanya namun Jardel tak ingin berpuas diri, sebab perjalanan kariernya masih panjang.
Terlebih ia masih berusia 20 tahun, dan persaingan lini belakang Persib Bandung ketat.
Karena selain Mario Jardel, lini belakang Persib Bandung juga diisi oleh Nick Kuipers, Achmad Jufriyanto, Kakang Rudianto, Victor Igbonefo, Mario Jardel, Ardi Idrus, Zalnando, Bayu Fiqri, Henhen Herdiana, Supardi.
Sehingga untuk diturunkan pelatih Persib Bandung Robert Alberts, Jardel harus bekerja ekstra keras menyingkirkan pesaingnya.
Mario Jardel Soroti Ketatnya Persaingan di Lini Belakang
Bek tengah Persib Bandung Mario Jardel memiliki ambisi besar untuk dirinya jelang menghadapi kompetisi Liga 1 2021.
Mario Jardel ingin bermain secara reguler bersama Persib Bandung, agar dirinya mampu merasakan atmosfer pertandingan Liga 1 Indonesia.
Mario Jardel tidak mau menikmati atmosfer pertandingan Persib Bandung hanya melalui bangku cadangan pemain, tapi ikut merasakan dari dalam lapangan.
Semenjak mendapatkan promosi dari Diklat Persib Bandung pada musim 2019, Mario Jardel belum merasakan atmosfer pertandingan secara reguler.