Virus Corona

Ridwan Kamil Sebut Golongan Denial Covid Sedikit tapi Bising, Najwa Shihab Setuju: Mikrofonnya Besar

Penulis: anung aulia malik
Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil membahas soal golongan masyarakat tak percaya Covid-19 di acara Mata Najwa, Rabu (14/7/2021).

"Tips menghadapi Covidiots Warriors.

Mari fokus bekerja dan berikhtiar menyelesaikan pandemi yang ada di sekitar kita.

Bangun semangat menggebu di hari Rabu."

Unggahan tersebut kemudian ramai dikomentari oleh warganet yang turut merasa resah dengan keberadaan Covidiots.

"Setuju pak @Ridwan Kamilkamil aku sendiri kesalll. Dulu pas banyak covid banyak org teriakk kapan ini di vaksin. Saat jadwal vaksin sudah ada, muncul alasan lagi aduhh takut ahh, takut ga aman, takut ini itu, ngerii banyak yg meninggal. Ribet banget emank. Tp pengen covid berkurang," tulis @canro.simarmata.

"Betul sekali pak,, saya skr lagi terjangkit covid, dan komen di salah satu akun bahwa covid itu ada dan rasanya memang bener2 ga enak,, eehh tapi gejala covid ini ga seberapa sakitnya dibanding baca balasan balasan komennya, dibilang lebay lah, dibilang bohong lah, dibilang cebongers lah,, mereka tuh bukannya bersyukur aja gitu ya, allah udah lindungi dari wabah ini, tapi malah juliiddd mulu," ujar @happybells_.

"Jangan biarkan semangat memudar karena omongan yg tidak bermutu," kata @dhu_yuand.

"Kyaknya sdh lelah y kang ngadepin org2 kyak gitu..semangat y..jgn pernah menyerah..semangat," tulis @sariratnawatijs.

Dikutip dari Kompas.com, sebutan Covidiots pernah digunakan oleh Politikus dari Partai Sosial Demokrat Jerman (SPD) Saskia Esken.

“Mereka tidak hanya membahayakan kesehatan kita, mereka juga membahayakan kesuksesan penanganan pandemi virus corona,” tulis Esken di akun Twitternya.

Sebutan tersebut kala itu ia tujukan kepada masyarakat yang unjuk rasa di Berlin, Jerman, pada Sabtu (1/8/2020).

Unjuk rasa itu dilakukan oleh orang-orang yang tidak percaya Covid-19 dan aktivis anti-vaksin.

Banyak dari mereka membawa spanduk yang menolak untuk menggunakan masker.

Di bagian negara lain, tepatnya di Jepang, sebutan Covidiots juga pernah digunakan.

Kala itu tagar twitter Covidiot ramai digunakan karena banyak warga yang membandel ketika diminta untuk diam di rumah.

"Orang Jepang kalau sudah bandel begitu harus disindir bukan dikeraskan. Makanya lari ke tagar Covidiot dan pasti malu maka akan menghentikan tingkah lakunya yang aneh-aneh dan bandel," kata sumber Tribunnews.com seorang pejabat pemerintah Jepang, Jumat (27/3/2020).

(TribunWow.com/Anung)

Berita Viral Lainnya