Kemudian masyarakat kini memperoleh asupan informasi dari empat sumber yakni pemerintah, expert atau ahli, influencer (tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh digital/selebgram), hingga provokator.
Baca juga: Bongkar Hoaks Covid Dokter Lois, dr Tirta Bantah Pasien Meninggal gara-gara Obat: 90 Persen Sembuh
Ridwan Kamil mengatakan informasi yang dihasilkan pun menjadi beragam, mulai dari kredibel dan ilmiah, hingga hoaks.
Akibatnya masyarakat kini terbagi menjadi tiga kelompok.
Golongan pertama adalah mereka yang tidak percaya Covid atau denial.
"Ada yang masih di kelompok golongan denial, yang tidak menerima, tidak percaya Covid," kata Ridwan Kamil.
Ridwan Kamil memaparkan, golongan ini memercayai informasi yang tidak ilmiah dan tidak kredibel seperti teori konspirasi.
"Maka konsumsi informasinya, konspirasi, Covid bisnis, China kuasai RI, globalist (agenda elit), dicovidkan, haram, settingan pemerintah, endorsement Covid, dan lain-lain," ujar pria yang kerap disapa Emil itu.
Selanjutnya ada golongan menerima dan golongan adaptasi.
"Mayoritas sebenarnya sudah di golongan menerima, dan golongan yang beradpatasi," kata Ridwan Kamil.
Terkait golongan menerima, Ridwan Kamil menjelaskan golongan ini percaya Covid namun belum taat sepenuhnya menjalankan protokol kesehatan.
Sedangkan golongan adaptasi mulai bisa patuh dan hidup normal di tengah pandemi seperti di Jepang dan Eropa.
Ridwan Kamil menyampaikan, saat ini kondisi masyarakat tengah lelah, capek dan marah karena kondisi Covid-19.
"Pesan saya dari semua ini dahulukan pesan dari pemerintah dan dahulukan pesan dari expert, serahkan pada ahlinya," kata dia.
"Jangan ahli musik ngomongin kesehatan, kan enggak nyambung."
"Kalau kita ngomong musik nanyanya ya ke pemusik bukan ke dokter."