Ia menyebut, John berpulang 2 jam setelah akhirnya dapat dirawat di ICU Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD).
"Malam terakhir meninggal itu justru meninggalnya setelah dipindahkan ke RSPAD tetapi hanya 2 jam di ICU sudah meninggal karena terlambat, sangat terlambat sekali," ujar Saleh.
Saleh mengatakan, kejadian itu juga yang membuat Wakil Sekretaris Jenderal PAN Rosaline Irine Rumaseuw mengusulkan rumah sakit khusus bagi para pejabat.
Ia mengatakan, usul itu disampaikan karena Irine emosi melihat sulitnya mencari ruang perawatan.
"Karena dia (Rosaline) lihat sendiri, menyaksikan sendiri, betapa susahnya orang bertahan hidup tanpa ada bantuan alat kesehatan yang memadai di tengah serangan covid yang cukup dahsyat itu," kata Saleh.
FORMAPPI: Yang Butuh ICU Bukan Anggota DPR Saja
Pernyataan saleh tersebut langsung mendapat reaksi dari Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (FORMAPPI).
FORMAPPI menyatakan bahwa permintaan DPR soal ICU sebagai sesuatu yang konyol dan berlebihan.
Pasalnya, pemberian ruang ICU tidak pernah berdasarakan latar belakang anggota DPR.
"Tuntutan itu kelihatan berlebihan jika tidak ingin dikatakan konyol," kata peneliti FORMAPPI Lucius Karus di KompasTV, Rabu (14/7/2021).
"Mengingat, yang membutuhkan ICU saat ini bukan hanya anggota DPR saja," imbuhnya.
Harus diakui bahwa ketersediaan fasilitas kesehatan semakin terbatas seiring melonjaknya Covid-19.
Namun Lucius mengingatkan, pemberian fasilitas ICU tidak diberikan berdasarkan status sosial.
"Dan tidak pernah fasilitas ICU itu diberikan berdasarkan status sosial seseorang," ungkap Lucius.
"ICU diberikan kepada pasien yang sangat kritis yang menurut ukuran rumah sakit layak mendapatkannya," imbuhny
(TribunWow.com/Rilo)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Klarifikasi Pernyataan Soal ICU untuk Anggota DPR, Politisi PAN: Tidak Ada Maksud Mengutamakan Pejabat danĀ "Politisi PAN: Saya Tak Mau Dengar Lagi Ada Anggota DPR Tak Dapat ICU"