Virus Corona

UPDATE Covid-19 di Indonesia Pecahkan Rekor 47.899 Kasus, Ini Skenario yang Dilakukan Pemerintah

Penulis: Rilo Pambudi
Editor: Tiffany Marantika Dewi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Staf kesehatan membawa seorang pasien ke dalam rumah sakit Jinyintan. Update Covid-19 di Indonesia Selasa, (13/7/2021). Angka positif harian tembus 47.899 jiwa.

TRIBUNWOW.COM - Update kasus terkonfirmasi positif Virus Corona (Covid-19) di Indonesia kembali memecahkan rekor baru.

Berdasarkan data Covid-19 terbaru hari ini, Selasa (13/7/2021), angka kasus terkonfirmasi positif tembus 47.899 jiwa.

Angka tersebut diketahui melalui update harian yang di sampaikan lewat situs resmi BNPB dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.

UPDATE Covid-19 di Indonesia Selasa, (13/7/2021). Angka positif harian tembus 47.899 jiwa. (Covid19.go.id)

Baca juga: Minum Kopi Secara Teratur Bisa Kurangi Resiko Terpapar Covid-19? Cek Faktanya

Dilansir TribunWow.com, penambahan itu membuat total kumulatif kasus Covid-19 di Indonesia sejak Maret 2020 hingga hari ini berjumlah 2.615.529 kasus.

Sementara itu, kasus aktif Covid-19 hari ini mengalami peningkatan mencapai 407.709 orang.

Tercatat, ada sebanyak 20.123 pasien yang dinyatakan sembuh dari Virus Corona hari ini.

Sehingga, total kumulatif jumlah yang dinyatakan sembuh hingga saat ini sebanyak 2.139.601 orang.

Kasus kematian harian akibat Covid-19 cenderung stabil di angga 800-an dalam tiga hari terakhit, tepatnya ada 864 pasien meninggal dunia per hari Selasa ini.

Hal itu membuat jumlah kematian total di Indonesia sampai saat ini sebanyak 68.219 orang.

Baca juga: Lebih dari 200 Pekerja di Pusat Vaksinasi Malaysia Dinyatakan Positif Covid-19, Layanan Dihentikan

Baca juga: Ini Jenis Makanan yang Harus Dihindari Pasien Covid-19 saat Isolasi Mandiri, Rekomendasi WHO

Lebih rinci, ada sebanyak 181.043 kasus suspek Covid-19 yang dipantau pemerintah per hari ini.

Sementara spesimen yang diperiksa pemerintah hari ini berjumlah 227.083.

Angka penularan Covid-19 di Indonesia kian hari mengalami peningkatan.

Meski angka kesembuhan juga meningkat, angka penularan semestinya diharapkan segera melandai setelah PPKM Darurat dilaksanakan.

Skenario Pemerintah

Dilansir TribunWow.com, pemerintah melalui Menko Marves Luhut Pandjaitan sebelumnya sempat menyinggung skenario terburuk bila angka baru temus 40 kasus.

Dalam konferensi pers terbaru, Luhut Pandjaitan menyampaikan sejumlah poin penting terkait sekenario terburuk.

Di antaranya, pemerintah telah siap dengan fasilitas, obat-obatan, hingga oksigen.

"Menyangkut kesiapan rumah sakit, tempat tidur, saya kira kerja sama Kemenkes dan PUPR sudah berjalan baik," ujar Luhut dikutip dari Sekretariat Presiden, Senin (12/7/2021).

"Dan penambahan tempat tidur di Jakarta dengan worst case scenario saya kira berjalan terus, dan juga di Jawa Barat, Semarang, Jawa Timur, dan Bali."

Terkait fasilitas, pemerintah juga telah mengerahkan TNI dan Polri untuk menyiapkan rumah sakit darurat.

"Kami sudah minta juga supaya TNI membuka rumah sakit lapangan, untuk ICU khususnya, supaya semakin banyak terpenuhi," ujar Luhut.

"Sehingga akan mengurangi kesulitan untuk mendapat tempat tidur," tambahnya.

Baca juga: Menerima Vaksin Covid-19 Bikin Hasil Swab Antigen Positif? Periksa Fakta dari Ahlinya

Akan Bagikan Obat-obatan

Sebagai koordinator PPKM Darurat, Luhut telah berkoordinasi dengan Kemenkes untuk segera mengurus lisensi sejumlah obat.

Khususnya Remdesivir dan actemra yang direkomendasikan untuk terapi penderita Covid-19.

"Mengenai obat kita berharap obat ini tadi hanya remdesivir yang kurang dan satu lagi actemra. Remdesivir dan actemra.

Sebentar lagi kami dengan menteri Budi akan bicara mengenai licensenya untuk tadi actemra supaya kita bisa produksi dalam negeri," ungkap Luhut.

Luhut memastikan, pemerintah akan membagikan obat terapi COVID-19 untuk orang tanpa gejala (OTG) mulai pekan ini.

Purnawirawan Jenderal TNI itu mengatakan, ada 300 ribu paket obat yang sudah disiapkan oleh pemerintah.

"Dan kemudian Presiden sudah memutuskan tadi mulai Rabu nanti, minggu ini, kita akan launching ada 300.000 paket obat untuk tadi OTG dan juga untuk yang kelas-kelas yang penyakit yang masih tidak serius," tutur Luhut

"Jadi paket obat ini akan menjangkau hampir 210.000 yang kasus aktif yang kita berikan dan ini akan berlangsung selama beberapa bulan ke depan. Ini nanti akan dibagikan oleh TNI dan elemen yang lain," kata Luhut.

Impor Oksigen

Dalam kesempatan yang sama, Luhut menyampaikan pemerintah akan mengimpor pasokan oksigen liquid dan konsentrator dalam waktu dekat.

Sebagaimana diketahui, permintaan oksigen naik berbanding lurus seingin melonjaknya kasus Covid-19 di tanah air.

Dilansir TribunWow.com, Luhut mengakui bahwa belakangan Indonesia tengah mengalami krisis oksigen.

Kendati demikian, ia memastikan bahwa sejumlah kementerian kini telah bersinergi untuk mencari solusi terkait hal tersebut.

“Tapi sekarang ditata sudah makin baik oleh Kemenkes dan juga saya kira dibantu oleh PUPR, BUMN. Sehingga ini saya kira dalam minggu ini akhir, mestinya tidak terlalu ada masalah,” kata Luhut.

Luhut mengatakan bahwa pemerintah akan mengimpor 40 ribu ton pasokan oksigen liquid.

Jumlah tersebut sudah diperkirakan untuk berjaga-jaga bila terjadi lonjakan kebutuhan yang semakin tinggi.

Baca juga: Selesai Isolasi Mandiri atau Sembuh dari Covid-19 Masih Batuk dan Sesak Napas, Apa Penyebabnya?

“Sementara itu kita proses impor 40.000 ton oksigen liquid, untuk kita gunakan ke depan ini. Kita berjaga-jaga. Walau kita sebenarnya tidak butuh sebanyak itu," kata Luhut.

"Tapi kalau melihat tren dunia, perkembangan di Amerika, di Inggris, dimana trennya sekarang meningkat tajam. Kita lebih bagus berjaga-jaga sehingga kita tidak caught by surprise,” jelasnya.

Lebih lanjut, Koordinator PPKM Darurat itu menambahkan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga telah menyetujui untuk impor oksigen konsentrator sebanyak 50.000 tabung.

Impor oksigen konsentrator tersebut diharapkan bisa menguragi penggunaan oksigen liquid.

Julah tersebut nantinya akan disalurkan ke rumah sakit dan rumah tangga yang darurat membutuhkan oksigen untuk pasien Covid-19.

“Sekarang kita sudah punya beberapa ribu, mungkin mendekati 10.000 tabung. Dan itu akan kita bagikan untuk digunakan di kasus-kasus yang ringan," ujar Luhut.

"Dan itu akan kita pinjamkan ke rumah-rumah dan kalau sudah selesai dipakai bisa diambil."

"Itu bisa 5 liter, jadi bisa dipakai selama 5 hari. Dan saya kira ini juga kalau insya Allah ini selesai kasus covid, masih bisa dibagikan ke rumah sakit kita,” pungkasnya.

Baca juga: Dokter Lois Janji Tak Akan Sebar Hoaks Covid Lagi, Ini Sikap dr. Tirta: Kapok yah

(TribunWow.com/Rilo)

Berita lain terkait