Pada tahun '70 dan '80-an, dunia pedalangan wayang kulit didominasi dua nama besar yakni, Ki Narto Sabdo dan Ki Anom Suroto.
Oleh karena itu, Ki Manteb berusaha keras menemukan jati diri untuk bisa tetap eksis dalam kariernya.
Jika Ki Narto mahir dalam seni dramatisasi, sedangkan Ki Anom mahir dalam olah suara, maka Ki Manteb memilih untuk mendalami seni menggerakkan wayang, atau yang disebut dengan istilah sabet.
Keahlaian itu dipadukan dengan seni musik modern yang membuat namanya tak kalah masyhur.
Ki Manteb mendapatkan gelar “dalang setan” dari tokoh sesepuh pewayangan dan mantan Menteri Penerangan RI, Boedihardjo. (TribunWow.com/Rilo)