Dalang Ki Manteb Meninggal Dunia

Profil Ki Manteb Soedharsono, Maestro Sabetan Wayang Kulit hingga Dijuluki Dalang Setan

Penulis: Rilo Pambudi
Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ki Manteb Soedharsono - Dalang kondang, Ki Manteb Sudharsono meninggal dunia pada Jumat (2/7/2021) hari ini pukul 09.45 WIB.

TRIBUNWOW.COM - Dunia seni dan tradisi kususnya wayang kulit Jawa berduka.

Meestro dalang Ki Manteb Soedharsono meninggal dunia pada Jumat (2/7/2021) pukul 09.45 WIB.

Kabar tersebut telah di konfirmasi oleh akun resmi Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta.

"Innalillahi wainna ilaihi rojiun. Turut berdukacita atas wafatnya Ki H. Manteb Soedharsono semoga almarhum diberikan tempat terbaik disisi Allah SWT," tulis akun Instagram @isi_surakarta.

Ki Manteb Soedharsono seusai menerima penghargaan dari Union Internationale de Marionnette (UNIMA), Senin (3/7/2017). Terbaru, Ki Manteb dikabarkan meninggal dunia pada Jumat (2/7/2021). (TribunSolo.com/Imam Saputro)

Baca juga: Dalang Kondang Ki Manteb Wafat karena Covid-19, Sudjiwo Tedjo: Utang Rasa dan Baktiku pada Sampeyan

Ki Manteb Soedharsono dikenal sebagai dalang kondang pelopor pembaharuan wayang kulit Jawa.

Sosok yang dijuluki Dalang Setan itu memadukan seni pedalangan dengan peralatan musik modern.

Profil Ki Manteb

Dilansir TribunWow.com, Ki Manteb Soedharsono lahir di Palur, Mojolaban, Sukoharjo, Jawa Tengah, 31 Agustus 1948.

Ia adalah putra dari seorang dalang bernama Ki Hardjo Brahim.

Ki Hardjo Brahim adalah seniman tulen yang menjadikan dalang sebagai profesi utamanya.

Oleh karena itu, Ki Manteb sebagai putra pertama dididik dengan keras agar bisa menjadi dalang tulen seperti dirinya.

Baca juga: Dalang Ki Manteb Soedharsono Meninggal Dunia, Dunia Pewayangan Kehilangan sang Maestro

Ki Hardjo sering mengajak Manteb ikut mendalang ketika ia mengadakan pentas pertunjukan.

Ki Manteb atau Dalang 'Oye',  juga dijuluki sebagai 'Dalang Setan' karena keterampilannya dalam memainkan wayang khususnya dalam hal sabetan.

Pada tahun '70 dan '80-an, dunia pedalangan wayang kulit didominasi dua nama besar yakni, Ki Narto Sabdo dan Ki Anom Suroto.

Oleh karena itu, Ki Manteb berusaha keras menemukan jati diri untuk bisa tetap eksis dalam kariernya.

Halaman
12