BEM UI saat itu sebenarnya telah menggelar aksi di luar ruangan.
Akan tetapi, Atribut yang dibunakan BEM UI dalam aksi tersebut diamankan olah pihak kepolisian dan keamanan kampus.
Akhirnya, Zaadit nekat dan melakukan aksinya di dalam ruangan.
Baca juga: Presiden BEM UI hingga Pembuat Meme Jokowi King of Lip Service Diserang Hacker, Incar Akun Medsos
Baca juga: Saat BEM UI Nobatkan Jokowi sebagai King of Lip Service, Ade Armando: Enggak Nyampai Pikirannya
Dikarenakan pengawasan cukup ketat, Zaadit diketahui menggunakan map berwarna kuning milik paduan suara.
buku paduan suara berwarna kuning tersebut di layangkan kepada Jokowi yang saat itu hadir dan masih berada di atas panggung.
"Itu tadi buku paduan suara, karena pengawasannya lumayan ketat tadi pas masuk ke dalam."
"Makanya kita pakai buku paduan suara biar bisa masuk," kata Zaadit.
Tidak hanya mengangkat map berwarna kuning, Zaadit juga meniupkan sebuah peluit guna menarik perhatian.
Baca juga: Diminta Pihak Kampus Hapus Unggahan Jokowi King of Lip Service, Ini Sikap Presiden BEM UI
Dikutip dari Kompas.com, Zaadit mengatakan, kartu kuning itu diberikan kepada Jokowi sebagai bentuk peringatan atas berbagai masalah yang terjadi di dalam negeri.
"Kita memang ngasih peringatan buat Jokowi untuk menyelesaikan berbagai permasalahan bangsa yang sedang terjadi," kata Zaadit, Jumat (2/2/2021).
Akibat aksinya, Zaadit saat itu diamankan oleh pasampres.
Juluki DPR sebagai Dewan pengkhianat Rakyat
Aksi BEM UI selanjutnya adalah menjuluki DPR sebagai 'Dewan Pengkhianat Rakyat'.
Hal tersebut berawal saat ribuan mahasiswa turun ke jalan melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR RI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Senin (23/9/2019).
Dikutip dari Tribunnews.com pada Senin (28/6/2021), saat itu mereka menolak revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (UU KPK) dan Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP).