"Untuk mengetes kalau anak itu adalah anak genderuwo, pernah korban itu disuruh makan bunga mahoni," kata Sugeng, dikutip dari TribunJogja.com, Rabu (19/5/2021).
"Itu kan pahit sekali, sama cabai. Kalau korban tidak merasa pahit, berarti dia benar anak genderuwo. Dan benar saja, waktu itu korban tidak merasakan pahit."
Baca juga: Beri Saran Sesat untuk Tenggelamkan Anak Nakal, Dukun di Temanggung Disebut Kebelet Tenar oleh Warga
Kejadian itu membuat kedua orangtua korban yakin anaknya merupakan titisan genderuwo.
Sejak saat itulah, M dan S menengelamkan A di bak mandi sebagai cara untuk meruwat bocah 7 tahun tersebut.
"Menurut pengakuan, A dimasukan ke bak mandi empat kali. Pertama enggak apa-apa, kedua dan ketiga juga enggak apa," ujar Sugeng.
"Pas yang keempat mungkin karena terlalu lama korban ini akhirnya pingsan."
Sugeng menceritakan, kondisi A terungkap setelah paman korban bertanya pada orangtua korban.
Sang paman mengaku khawatir karena sudah lama tak melihat A.
Setiap kali paman korban bertanya pada M, ia selalu menjawab dengan jawaban berbelit.
"Setiap ditanya anakmu itu dimana kok gak pernah kelihatan? Pak Marsudi selalu jawab ada di rumah embahnya (kakeknya)," ujar Sugeng.
Rasa kehilangan juga dirasakan kakek korban.
Pasalnya, setiap orangtua korban datang ke rumahnya, A tak pernah diajak.
"Setiap kali datang ke rumah mbahnya yang di Congkrang, mbah e selalu tanya A mana? Jawabnya A baru main mbah, A masih ngaji mbah," katanya.
Karena sudah tak kuat menahan rindu, paman A lantas mendatangi rumah kakek korban.
Ia mulanya ingin melepas rindu pada sang keponakan.