Terkini Daerah

Kisah Pilu ART di Surabaya, Dianiaya Pakai Setrika, Gaji Tak Dibayar, Dipaksa Makan Kotoran Kucing

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi penganiayaan- Nasib nahas menimpa seorang asisten rumah tangga (ART) di Surabaya, Jawa Timur, EAS. EAS mengalami siksaan dari sang majikan selama satu tahun lebih bekerja.

TRIBUNWOW.COM - Nasib nahas menimpa seorang asisten rumah tangga (ART) berinisial EAS di Surabaya, Jawa Timur.

Dilansir TribunWow.com, EAS mengalami siksaan dari sang majikan selama satu tahun lebih bekerja.

Tak cuma disiksa, gaji EAS pun tak dibayar oleh majikannya yang berinisial FF.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Surabaya, AKBP Oki Ahadian mengatakan EAS sudah bekerja pada FF sejak April 2020 lalu.

Ilustrasi - Nasib nahas menimpa seorang asisten rumah tangga (ART) di Surabaya, Jawa Timur, EAS. EAS mengalami siksaan dari sang majikan selama satu tahun lebih bekerja. (Tribun Bali/Prima)

Baca juga: Sempat Layat dan Mabuk Bersama, Anak Nekat Aniaya Ayah Kandung hingga Tewas, Begini Kronologinya

Baca juga: Sakit Hati Kerap Dimarahi saat Mabuk, Darmika Tega Aniaya sang Ayah hingga Tewas, Ini Kronologinya

Selain disiksa dan tak dibayar, EAS bahkan juga dipaksa memakan kotoran kucing oleh sang majikan.

Menurut Oki, FF menyiksa EAS menggunakan sejumlah alat seperti setrika, selang, dan pipa.

"Kondisi sadar. Memukul, kemudian dia menggunakan alat-alat yang seperti rekan-rekan ketahui, ada selang, ada sapu, ada setrika juga," kata Oki, dikutip dari Kompas.com, Rabu (19/5/2021).

"Ini dilakukan sendiri (oleh tersangka)."

Selama setahun bekerja, EAS menerima banyak perlakuan tak pantas dari majikannya.

Tak jarang, EAS dipaksa memakan makanan yang sudah dicampur dengan kotoran kucing.

Baca juga: Terekam Kamera CCTV, Ayah dan Anak Lakukan Penganiayaan pada Karyawan Rumah

Baca juga: Alasan ART Aniaya Majikan Lansia yang Viral, Berawal dari Teguran agar Tak Boros Pakai Air

Tak hanya itu, EAS pernah dimasukkan ke Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos) oleh majikannya.

FF beralasan menyiksa EAS karena ART tersebut mengalami gangguan jiwa.

Namun, ES justru harus menjalani perawatan medis akibat luka-luka yang dialaminya.

Motif Pelaku

Kepada polisi, FF mengaku menganiaya EAS karena kesal korban kerap tak menuruti perintahnya.

Halaman
12