Pengendalian juga berlangsung di level lingkungan warga, dengan mendata warga yang telah kembali memasuki kediaman masing-masing. Setiap Gugus Tugas COVID-19 di tingkat RT/RW, Kelurahan, Kecamatan, Babinkamtibmas, dan Babinsa dapat berkolaborasi untuk mendata warga yang masuk ke wilayahnya masing-masing.
Seluruh warga yang datang akan dilakukan pemantauan, diperiksa kesehatannya, bergejala atau tidak, dan akan dilakukan tes rapid antigen. Jasi asa dua lapis screening, satu sebelum masuk, yang kedua ketika sudah sampai di tempat tinggal. Nanti kita siapkan aplikasi khusus yang digunakan oleh para ketua RT/RW untuk melaporkan kondisi di wilayahnya.
Kami berharap koordinasi berlapis dari jenjang RT/RW hingga Provinsi bisa berjalan dengan sinkron. Akan ada pertemuan khusus seluruh jajaran Gugus Tugas COVID-19 di setiap Kecamatan agar bisa mencegah terjadinya lonjakan kasus aktif pascalibur Lebaran, karena kondisi di Jakarta saat ini secara umum termasuk yang paling rendah kasusnya.
Apresiasi kepada seluruh jajaran yang tetap bertugas di lapangan walaupun di masa libur Lebaran. Di saat masyarakat liburan, petugas tetap bekerja di lapangan. Mereka menjadi garda terdepan dalam memastikan keselamatan keamanan kita semua."
Baca juga: Istri Anies Baswedan Cerita Hikmah Ramadan di Tengah Pandemi: Mas Anies Lebih Sering Pulang Siang
Ganjar Pranowo Jawab Komentar Pedas Netizen soal Larangan Mudik
Masyarakat Indonesia belakangan ini ramai mengeluhkan adanya peraturan larangan mudik karena pandemi Covid-19.
Bentuk keluhan tersebut satu di antaranya dituangkan lewat komentar-komentar di media sosial (medsos).
Lewat akun YouTube-nya @Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menanggapi soal keluhan warganet terhadap larangan mudik.
Baca juga: Pemudik Nekat Sembunyi di Dalam Mobil Boks bersama Motor, Terbongkar saat Kain Tiba-tiba Bergerak
Awalnya, ia mengungkit soal keluhan yang berkembang di masyarakat seputar larangan mudik.
Yakni komentar warganet yang membandingkan larangan mudik yang berbanding terbalik dengan dibukanya tempat wisata dan pusat perbelanjaan.
"Ada juga teman Anda yang Masha Allah galaknya minta ampun," kata Ganjar.
"Kalau nulis komentar di medsos, 'Peraturan apa itu?'," ungkapnya membacakan komentar warganet.
"'Kalau yang dikhawatirkan dan penularan, lha kenapa tempat wisata dibuka? Kenapa sekolah, kantor, pasar, mal, swalayan, tempat wisata semuanya dibuka? Itu malah jelas-jelas sangat membahayakan dan sumber penularan, masak yang dilarang kok cuma mudik'," ucap Ganjar membacakan komentar warganet.
"Begitulah kalau teman Anda itu menggerutu dan cenderung misuh," ungkap gubernur yang khas dengan rambut putihnya itu.
Ganjar lalu mengutip sejumlah makian yang kerap dipakai oleh warganet.