Setelah menjauhi korban, pelaku sempat nekat menculik anak korban.
"Beberapa bulan lalu, saya jaga jarak dengan pelaku. Tetapi pelaku nekat, mendatangi rumah orangtua saya dan menculik anak saya bernama Dian (7)," ungkap korban yang merupakan janda beranak 2, Jumat (23/4/2021).
Korban bercerita, anaknya pada saat itu dijadikan sandera oleh pelaku.
"Bahkan anak saya Dian mengalami kekerasan dengan ditunjang dari atas lantai 2," beber korban.
Korban kemudian sempat mempolisikan pelaku atas insiden penganiayaan itu namun laporannya dicabut gara-gara mendapat ancaman dari pelaku.
Pelaku mengancam akan membunuh seluruh keluarga korban jika tidak mau mencabut laporan dan berdamai.
Ancaman tersebut akhirnya membuat korban menarik laporannya.
Puncaknya adalah pada Selasa (20/4/2021), dirinya disekap oleh pelaku dan disiksa hingga Jumat (23/4/2021).
"Saya takut sekali pak, tolong pak dampingi saya mengadu ke polisi," ujar korban saat berlindung di rumah warga setempat dekat kediaman pelaku seusai berhasil melarikan diri.
Sementara itu mendampingi anaknya, ayah korban, SS (64) turut bercerita jika pelaku tergolong sebagai orang kaya sehingga mereka takut mempolisikan pelaku.
"Kami orang miskin, mereka orang kaya pak, dulu cucu saya disiksa, dan laporan kami ke pihak polisi disuruh cabut. Boru saya ini bodoh pak, mau dia mencabut karena takut. Kalau saya sudah siap mati untuk berjuang," kata ayah korban.
Berdasarkan hasil penyelidikan pihak kepolisian, korban dan pelaku memiliki hubungan spesial karena keduanya tinggal dalam satu rumah namun belum melangsungkan pernikahan sehingga tidak berstatus sebagai suami istri.
Baca juga: Cemburu, Suami di Surabaya Tega Bunuh Istri saat Hamil Tua, Dibekap Pakai Bantal hingga Tewas
Menangis Tunjukkan Luka
Pada video yang diunggah oleh YouTube Tribun MedanTV, Jumat (23/4/2021), nampak ayah korban berinsial SS (64) dan putrinya itu sudah berada di Mapolsek Medan Area.
Menggunakan kursi roda nampak korban tak berdaya sambil sesekali merintih kesakitan.