TRIBUNWOW.COM - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menanggapi pernyataan Kepala Kantor Staf Presiden (Moeldoko).
Setelah Moeldoko terpilih menjadi Ketua Umum Partai Demokrat versi kongres luar biasa (KLB) Deli Serdang, ia menyebut ada perpecahan ideologi sehingga membuat dirinya tertarik menerima tawaran sebagai pemimpin tertinggi partai.
Dilansir TribunWow.com, AHY kemudian membantah pernyataan Moeldoko.
Baca juga: Ngaku Tak Pernah Mengemis Jabatan, Moeldoko: Saya Rela Mempertaruhkan Leher Saya untuk Merah Putih
Ia menyebut perpecahan ideologi Partai Demokrat sebagai fitnah, seperti yang ditayangkan Kompas TV, Selasa (30/3/2021).
"Kami tegaskan bahwa ideologi Partai Demokrat adalah Pancasila. Partai Demokrat juga menjunjung tinggi kebhinekaan atau pluralisme," jelas AHY.
"Ini sudah final, harga mati, dan tidak bisa ditawar-tawar lagi," lanjutnya.
Ia meminta Moeldoko menjelaskan pernyataan yang menyebut adanya "tarikan ideologis".
"Jika yang KSP Moeldoko maksudkan adalah masalah radikalisme, justru Partai Demokrat dengan asas nasionalis-religius menolak ideologi radikal tumbuh berkembang di Indonesia," tegasnya.
AHY menyebut Demokrat tidak pernah mendukung adanya politik identitas.
Baca juga: Sebut Tawuran Demokrat Kubu Moeldoko dan AHY Makin Panas, Adi Prayitno: Bobotnya Lebih Serius
Ia memberi contoh Gubernur Aceh dan Gubernur Papua yang merupakan kader Partai Demokrat.
Selain itu, ia menilai tuduhan adanya isu pertentangan ideologi dalam tubuh Partai Demokrat adalah fitnah, hoaks, dan tuduhan yang keji.
AHY mendesak Moeldoko memberi klarifikasi dan bertanggung jawab karena sudah menyakiti para kader Demokrat.
"KSP Moeldoko harus bertanggung jawab atas pernyataannya kemarin, karena KSP Moeldoko itu menyakiti perasaan para penggagas, para pendiri, dan seluruh kader dan simpatisan kader Partai Demokrat di mana pun berada," kata putra Presiden ke-5 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini.
AHY menyebut hal lain yang membuatnya tidak terima adalah yaitu dugaan upaya pembusukan integritas, prinsip, dan nilai.
"Kami juga patut bertanya, apa sebenarnya ideologi yang dianut KSP Moeldoko? Apakah ideologi yang sifatnya memecah-belah melalui sifat keji yang tidak bertanggung jawab?" singgung dia.