Kabar Tokoh

Singgung Bakal Wariskan Tahta, Megawati: Kalau Tak Setuju Monggo Mundur, yang Mau Masuk PDIP Banyak

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Mohamad Yoenus
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri. Megawati menyinggung nasib PDIP jika dirinya tidak lagi menjabat ketua umum.

"Nah, aku 'kan ya pusing. Emangnya kalian mau digantikan? Wah, kalau kalian mau digantikan, gampang aku," ucap ketua umum yang menjabat sejak 1999 ini.

"Orang yang masuk pintar-pintar tak lebokke wae (saya masukkan saja) di struktur yang berada di tengah," lanjutnya.

"Siapakah struktur yang berada di tengah? 'Kan gitu. DPC, DPD. Kalau DPR itu 'kan DPRD-nya. Hayo, boleh dirapatin. Setujukah tempat kalian diganti?" tambah Megawati sambil menunjuk.

Lihat videonya mulai menit 1.50:

Hasto Kristiyanto: Beliau Sebenarnya Kritik

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menjelaskan maksud ucapan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Dilansir TribunWow.com, hal itu Hasto sampaikan dalam tayangan Kabar Petang di TvOne, Sabtu (27/3/2021).

Diketahui dalam sebuah acara peluncuran buku secara virtual, Megawati menyinggung kemungkinan akan segera turun dari jabatannya di partai.

Baca juga: Respons PDIP soal Ganjar Pranowo Ajek di 3 Besar Capres 2024: Buka Kartu Belum Menguntungkan

Ia juga mengungkap nasib partai selanjutnya jika dipimpin orang lain.

Menurut Hasto, ungkapan Megawati itu sebenarnya merupakan kritik internal.

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

"Kalau kita lihat pernyataan secara utuh dari Ibu Megawati, yang pertama dia sebenarnya memberikan kritik motif orang berpartai terlebih ingin menjadi ketua umum itu karena motif kapital, motif kekuasaan," jelas Hasto.

"Padahal berbeda dengan PDI Perjuangan. Motif yang diinginkan adalah membangun bangsa dan negara," lanjutnya.

Hasto menilai Megawati sebagai ketua umum partai ingin membangun kesadaran banyak orang untuk berpartai dengan alasan yang tepat.

"Bukan sekarang elit yang dia merasa punya dana, punya kepentingan jangka pendek, kemudian masuk mau mengambil alih partai politik," singgung Hasto.

Baca juga: Politikus PDIP Berkelit saat Ditanya soal Perjanjian Batu Tulis antara Prabowo-Mega: Tak Pernah Ada

Halaman
123