TRIBUNWOW.COM - Politikus PDIP Andreas Hugo Pareira enggan menjawab tentang Perjanjian Batu Tulis yang pernah dibentuk antara PDIP dengan Partai Gerindra.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam Sapa Indonesia Malam di Kompas TV, Senin (22/3/2021).
Diketahui perjanjian tersebut dibentuk Prabowo Subianto yang kala itu menjabat sebagai Ketua DPP Partai Gerindra dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Baca juga: Prabowo Tak Populer Jadi Capres 2024 di Mata Anak Muda, Burhanuddin Muhtadi: Cari yang Fresh
Baca juga: Dulu Ajukan Jokowi di Pilgub DKI lalu Jadi Rival di Pilpres, Prabowo: Tebak Bagaimana Perasaan Saya
Dalam perjanjian itu terdapat tujuh poin kesepakatan yang menyebut Prabowo akan mendapat dukungan dalam pemilihan presiden (pilpres) 2014.
Namun, Prabowo kemudian merasa dikhianati karena PDIP justru mengusung Joko Widodo (Jokowi) yang saat itu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Ketika ditanya tentang hal itu, Andreas Hugo mengelak.
"Soal perjanjian, itu sebenarnya sudah masa lalu. Sampai sekarang juga tidak pernah ada pembicaraan," jawab Andreas Hugo Pareira.
Ia menyebut kedua belah pihak akan berfokus pada pilpres 2024 yang akan datang.
"Bicara 2024 kita buka lembaran baru, lah," katanya.
Andreas enggan mengakui adanya pertemuan untuk membicarakan hal itu.
Baca juga: Bantah Megawati Zalimi SBY di Pilpres 2004, Deddy Sitorus Sebut SBY Sudah Ditanya dan Menolak Maju
Menurut dia, perjanjian itu tidak pernah dibicarakan lagi antara PDIP dan Gerindra.
Diketahui pada pilpres 2014 dan 2019, kedua partai itu menjadi rival dengan tokoh yang diusung masing-masing.
"Tidak pernah ada pembicaraan soal itu. Itu 'kan interpretasi teman-teman," kata Andreas mengelak.
"Tidak pernah ada pembicaraan lagi soal itu," tambah dia.
Ia juga membantah terkait draft yang beredar di publik.