"Tentu saja, seberapa lama imunitas ini akan bertahan adalah sesuatu yang masih diteliti. Kami belum mengetahui jawaban akan hal itu," ungkap Soumya.
"Namun untuk saat ini, kami merekomendasikan Anda menerima vaksin," katanya.
Lihat videonya mulai dari awal:
Kemenkes Bantah Isu Vaksin AstraZeneca Sebabkan Penggumpalan Darah
Vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca disebut-sebut menyebabkan penggumpalan darah setelah disuntikkan.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi lalu mengklarifikasi isu tersebut.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Apa Kabar Indonesia di TvOne, Senin (15/3/2021).
Baca juga: Heboh Isu Vaksin Covid-19 Sinovac akan Kedaluwarsa, Kemenkes Konfirmasi: Sudah Habis
Ia membenarkan ada sejumlah negara yang membatalkan penggunaan vaksin buatan AstraZeneca tersebut.
"Menurut ahli dari beberapa informasi ada enam negara yang sementara menghentikan pemberian vaksinasi dengan menggunakan vaksin dari merk AstraZeneca karena dugaan atau kecurigaan kejadian pascaimunisasi yaitu penggumpalan darah atau kita sebut sebagai clotting atau tromboemboli," papar Nadia.
Selain itu, ia menyebut Badan Pengawas Obat Eropa (European Medicines Agency alias EMA) telah mengungkapkan hasil penelitian mereka terhadap kecurigaan ini.
Dapat dipastikan kasus penggumpalan darah itu tidak berhubungan dengan vaksin AstraZeneca.
Hal itu tampak dari jumlah kasusnya yang masih kecil dibandingkan vaksinasi yang berhasil tanpa efek samping.
"Tetapi kita tahu pada tanggal 11 Maret yang lalu Badan POM Eropa telah mengumumkan dan mereka telah mengkaji bahwa terjadinya pengentalan darah dengan kejadian setelah penyuntikan vaksin AstraZeneca ini tidak berhubungan," jelas Nadia.
"Angkanya juga masih jauh lebih kecil dibandingkan angka yang terjadi di masyarakat," lanjutnya.
Baca juga: Isi Formulir dan Pertanyaan untuk Vaksin Covid-19 Lansia di DKI Jakarta, Klik dki.kemkes.go.id