Puasa Ramadan 2021

Pengertian dan Tata Cara Penghitungan dalam Sidang Isbat untuk Menentukan Awal Puasa Ramadan 2021

Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kementerian Agama Provinsi Sulsel bersama Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar memantau hilal penetapan jadwal puasa 2018 di Mall GTC, Jl Metro Tanjung Bunga, Makassar, Sulsel, Selasa (15/5/2018). Berikut pengertian sidang isbat untuk penetapan awal bulan Ramadan.

Wujudul hilal yaitu cara perhitungan pergantian bulan qomariyah yang berdasarkan perhitungan astronomis atau biasa disebut dengan hisab.

"Ini berarti bahwa pergantian bulan terjadi jika posisi hilal sudah di atas ufuk atau 0 derajat," terang dia.

Sehingga, pada derajat 0,1 pun sudah dapat ditetapkan terjadinya pergantian bulan.

Kemenag, kata Kamaruddin, juga melakukan cara perhitungan semacam ini dengan menurunkan tim BHR.

Hasil yang diperoleh akan dijadikan informasi awal oleh pemerintah pada saat melakukan rukyatul hilal.

Baca juga: Malam Nisfu Syaban Jatuh 28 Maret 2021, Ini Bacaan Niat Puasa, Doa, dan 3 Amalan yang Dianjurkan

Rukyatul Hilal

Kedua, rukyatul hilal.

Rukyatul hilal adalah metode penentuan awal bulan Hijriah dengan mengamati hilal secara langsung.

"Caranya, dengan melihat langsung posisi hilal menggunakan teropong atau alat-alat pemantau hilal lainnya," papar Kamaruddin.

Apabila hilal tidak terlihat, maka akan diberlakukan Istikmal. Yaitu menggenapkan hitungan bulan menjadi 30 hari.

Namun, jika hilal terlihat, berarti esok hari adalah bulan baru.

Kamaruddin menjelaskan, setiap tahun, Kemenag menurunkan petugas pemantau hilal yang disebar di seluruh provinsi di Indonesia.

Rangkaian Sidang Isbat

Dalam pelaksanaan sidang isbat, terdapat beberapa rangkaian yang harus dijalankan.

"Rangkaian sidang isbat biasanya diawali dengan pemaparan posisi hilal oleh tim BHR Kemenag," kata Kamaruddin.

Halaman
123