Terkini Internasional

Kudeta Militer di Myanmar, Hampir 40 Orang Dilaporkan Tewas dalam Sehari, Ini Reaksi PBB

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang pengunjuk rasa memakai tanda dengan salam tiga jari selama demonstrasi menentang kudeta militer di Yangon pada 22 Februari 2021.

Kantor berita Myanmar Now melaporkan pasukan keamanan membubarkan protes di Yangon menahan sekitar 300 pengunjuk rasa,

Video yang diposting di media sosial menunjukkan barisan pria muda, dengan tangan di atas kepala, masuk ke truk tentara saat polisi dan tentara berjaga. Reuters tidak dapat memverifikasi rekaman tersebut.

Gambar seorang wanita berusia 19 tahun, satu dari dua orang yang ditembak mati di Mandalay, menunjukkan dia mengenakan kaus bertuliskan "Semuanya akan baik-baik saja".

Polisi di Yangon memerintahkan tiga petugas medis keluar dari ambulans, menembak kaca depan dan kemudian menendang dan memukuli para pekerja dengan puntung senjata dan pentungan, video yang disiarkan oleh Radio Free Asia yang didanai AS menunjukkan. Reuters tidak dapat memverifikasi video tersebut secara independen.

Aktivis demokrasi Esther Ze Naw mengatakan kepada Reuters bahwa pengorbanan mereka yang meninggal tidak akan sia-sia.

"Kami akan mengatasi ini dan menang," katanya.

Pada Selasa (2/3/2021), ASEAN gagal membuat terobosan dalam pertemuan virtual menteri luar negeri di Myanmar.

Hanya empat anggota yang menyerukan seruan untuk menahan diri dan meminta pembebasan Suu Kyi dan tahanan lainnya. Yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina dan Singapura.

"Kami menyatakan kesiapan ASEAN untuk membantu Myanmar dengan cara yang positif, damai dan konstruktif," kata ketua ASEAN, Brunei, dalam sebuah pernyataan.

Media pemerintah Myanmar mengatakan menteri luar negeri yang ditunjuk militer, Wunna Maung Lwin, dalam diskusinya dengan ASEAN menekankan adanya penyimpangan dalam pemungutan suara dalam pemilihan November.

Militer membenarkan kudeta tersebut dengan mengatakan keluhannya tentang kecurangan pemilih dalam pemungutan suara 8 November telah diabaikan.

Partai Suu Kyi menang telak, mendapatkan masa jabatan kedua.

Tapi Komisi pemilihan Myanmar mengatakan pemungutan suara itu adil.

Pemimpin Junta Jenderal Senior Min Aung Hlaing telah berjanji untuk mengadakan pemilihan baru tetapi tidak diberi kerangka waktu.

Utusan PBB Schraner Burgener mengatakan wakilnya Soe Win mengatakan kepadanya bahwa setelah setahun mereka ingin mengadakan pemilihan lagi.

“Suu Kyi, 75, telah ditahan tanpa komunikasi sejak kudeta tetapi muncul di sidang pengadilan melalui konferensi video minggu ini dan tampak dalam keadaan sehat,” kata seorang pengacara. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ketegangan di Myanmar Semakin Tinggi, Hampir 40 Orang Tewas dalam Sehari"