Kabar Tokoh

Kunjungan Jokowi ke NTT Tuai Kerumunan, Rocky Gerung: Saya Pikir Itu Habib Rizieq di Bandara

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Rekarinta Vintoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Viral video kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Maumere, Sikka, NTT menimbukan kerumunan massa, Selasa (23/2/2021).

TRIBUNWOW.COM - Pengamat politik Rocky Gerung menyindir kasus kerumunan massa yang disebabkan kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Maumere, Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan di kanal YouTube Rocky Gerung, Rabu (24/2/2021).

Diketahui sebelumnya viral sebuah video yang menunjukkan rombongan Jokowi menimbulkan massa di Maumere, Selasa (23/2/2021).

Pengamat Politik Rocky Gerung (kanan) angkat suara terkait kepulangan Pemimpin Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq (kiri) Shihab ke Indonesia pada Selasa (10/11/2020). (Kompas.com/Channel YouTube Rocky Gerung Official)

Baca juga: Viral Jokowi Langgar Prokes di NTT, Rocky Gerung Ngaku Kira Hoaks: Dramatis tapi Akhirnya Tragis

Pihak Istana lalu mengonfirmasi kunjungan kepala negara ke kawasan tersebut.

Menanggapi hal itu, Rocky Gerung lalu membandingkan dengan eks Pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab yang ditahan karena menimbulkan kerumunan massa.

"Dia jadi tragis karena ada pembandingnya itu," singgung Rocky Gerung.

"Saya tadinya berpikir, yang di mobil yang keluar kepala itu Habib Rizieq, seperti peristiwa di bandara," lanjutnya, mengungkit peristiwa kerumunan di Bandara Soekarno-Hatta saat Rizieq pulang ke Tanah Air.

"Habib Rizieq 'kan juga begitu waktu naik mobil," tambah dia.

Selain itu, ia mempertanyakan keterangan dari Istana yang mengonfirmasi kunjungan presiden itu.

Menurut dia, publik bisa menjadi geram akibat pelanggaran protokol kesehatan yang dilakukan rombongan kepala negara.

"Jadi kalau kita bikin perbandingan, mestinya ada keterangan lain dari Istana," komentar Rocky.

"Yang mesti diterangkan kecurigaan publik terhadap peristiwa itu, atau bahkan berubah menjadi kejengkelan publik terhadap peristiwa itu," lanjut dia.

Baca juga: Raffi Ahmad hingga Ahok Tak Dibui meski Buat Kerumunan, Refly Harun: Kenapa Habib Rizieq Ditangkap?

Rocky menilai penjelasan pihak Istana kurang cukup, terutama terkait timbulnya kerumunan warga.

"Jadi Istana tidak sekadar cukup dengan menerangkan bahwa itu peristiwa yang terjadi karena kesiagaan yang kurang dan antusiasme rakyat berlebih," kata akademisi ini.

Selain itu ia menyoroti adanya lemparan paket bantuan sosial (bansos) dari dalam mobil kepada warga yang berkumpul.

Menurut Rocky, hal ini semakin menimbulkan kerumunan warga.

"'Kan itu artinya minta rakyat berkumpul, 'Kumpul nih, gue punya hadiah'. Kira-kira begitu 'kan?" jelasnya.

"Kalau presiden menganggap ini pandemi jangan sampai membuat drama ini menjadi tragis, maka dia diam saja di dalam mobil sambil lambai-lambaikan tangan supaya ada kesempatan paspampres meluruskan arah mobil supaya kerumunan tidak mendekat," terang Rocky.

Lihat videonya mulai menit 3.50:

Refly Harun Mempertanyakan Penahanan Rizieq Shihab

Nama selebriti Raffi Ahmad menuai sorotan seusai ketahuan melanggar protokol kesehatan.

Tak hanya Raffi Ahmad, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pun menuai kritik karena kasus yang sama.

Karena itu, Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun lantas membandingkannya dengan nasib Rizieq Shihab.

Hal itu diungkapkannya dalam kanal YouTube Refly Harun, Sabtu (16/1/2021).

Baca juga: Anggap Sama Kerumunan Rizieq Shihab, Raffi hingga Ahok, Refly Harun: Minta Perlakuan yang Sama

Baca juga: Soal Kasus Raffi Ahmad, Refly Harun Bandingkan dengan Rizieq Shihab: Di Petamburan Itu PSBB Transisi

Ketimbang dipenjara, Refly Harun menilai sanksi denda lebih pantas dilayangkan pada pelanggar protokol kesehatan.

"Karena itulah yang paling mungkin adalah hukuman denda," ucap Refly.

"Kecuali kalau dia mengulangi perbuatannya lagi, barulah tindakan yang lebih kuat harus dikenakan."

Raffi Ahmad kedapatan keluyuran dan berkerumun dengan rekan-rekan artisnya tanpa menggunakan masker beberapa jam usai divaksin covid-19 di istana. Hal itu diketahui dari tangkapan layar IG Stories Anya Geraldine yang dibagikan warganet. (kolase/dok Tribunnws.com/insta story Anya Geraldine)

"Denda yang lebih besar atau baru dicari perspektif pidananya," sambungnya.

Ia pun menyinggung permohonan maaf yang telah dilayangkan Rizieq Shihab.

Karena itu, Refly menganggap tak wajar hukuman yang dikenakan terhadap pimpinan Front Pembela Islam (FPI) itu.

Baca juga: Dukung Raffi Ahmad Dilaporkan, Rocky Gerung Sentil Ahok: Uang Banyak Kan, Bayar Aja Denda Selesai

"Tapi kalau orang sudah meminta maaf, membatalkan semua kegiatan, bahkan mengimbau pengikutnya untuk mematuhi protokol kesehatan," jelasnya.

"Masih juga ditersangkakan, ditahan, bahkan dengan ancaman hukuman yang luar biasa."

"Akhrinya rasa keadilan yang akan menyeruak."

Terkait hal itu, Refly lantas membandingkan nasib Raffi Ahmad dan Ahok, dengan Rizieq Shihab.

Ia menganggap kasus kerumunan ketiganya sama.

"Selalu akan dibandingkan, kenapa Raffi Ahmad dibiarkan, kenapa Ahok dibiarkan, kenapa Habib Rizieq ditangkap?," ungkapnya.

"Kalau saya, semuanya tidak perlu ditangkap."

Menurut Refly, pelanggar protokol kesehatan seharusnya diberi sanksi administratif.

Bukan justru dijadikan tersangka hingga dipenjara dengan ancaman hukuman bertahun-tahun.

"Memang mereka melakukan pelanggaran, karena itulah mereka harus didenda administratif," kata dia.

"Atau hukuman sosial yang jauh lebih bermanfaat daripada hukuman badan misalnya."

"Sayangnya kita tidak mengenal hukuman sosial." (TribunWow.com/Brigitta/Tami)